Thank you, Esquire!!

Yaaay… artikel Polandesian dimuat di Esquire edisi September 2014!! It’s about Torun, a charming medieval city in Poland that wasn’t destroyed during World War II. A city that is famous as the city of Teutonic Order, gothic architecture, and the birthplace of world astronomer Nicholas Copernicus. So go get the magazine guys! And I really thank you for mbak Ayu from @EsquireINA for this opportunity. Caly serdecznie dziekuje 😙

image

Stomatologia, Bukan Ilmu tentang Perut

Setelah beberapa minggu tinggal di Warsawa, saya semakin pede menjelajahi ibukota Polandia ini sendirian. Public transport ZTM yang nyaman menjadi teman bepergian saya sehari-hari. Dari kaca jendela tram atau bus, mulailah saya ngeh bahwa sering sekali terlihat papan nama “Stomatologia” atau “Lekarz Stomatolog” di pinggir jalan. Stomatologia? Stoma sounds like stomach alias perut. Logia pasti berasal dari kata logos alias ilmu. Dan saya tahu pasti bahwa lekarz adalah bahasa Polish yang berarti dokter. Ah, ini pasti dokter untuk masalah pencernaan, semacam internist atau dokter penyakit dalam, tebak saya dengan yakin.

Sesampainya di rumah, saya buka kamus dan tebakan saya ternyata salah besar! Arti kata Stomatolog adalah dokter gigi! Papan nama Stomatologia atau Gabinet Stomatologiczny yang sering saya lihat itu berarti klinik dokter gigi. Waduh, nggak nyambung banget ya 🙂 Tetapi tidak semua klinik dokter gigi di Polandia berlabel Stomatologia sih. Banyak juga yang memakai istilah Dental atau Dent (misalnya Eurodental, Dentestetica, Dentalux), Dental Clinic, Dentysta, atau Centrum Ortodoncji yang lebih jelas kaitannya dengan gigi.

Klinik Dokter Gigi di Polandia

Kali pertama di Polandia saya mencari dokter gigi pusingnya minta ampun, karena yang harus diperiksa giginya adalah si kecil yang baru berusia 3 tahun. Repotnya pun jadi 3 kali, pertama mencari dokter gigi di Polandia yang bisa berbahasa Inggris, kedua si dokter harus ramah dengan anak kecil, dan ketiga tampilan klinik harus bersih dan cerah sehingga si kecil tidak takut masuk ke dalamnya. Mengingat ada banyak stomatologia di wilayah tempat saya tinggal (waktu itu saya tinggal di Goclaw, Praga Południe), saya beranikan diri survey door-to-door ke beberapa klinik terdekat. Dengan kalimat andalan “Czy Pani Doktor mowi po angielsku?” (Apakah Bu Dokter bisa berbahasa Inggris?) dan menilai keramahan si dokter ketika menjawab, akhirnya saya reservasi jadwal dan ajak si kecil ke stomatologia pertamanya. Sukses? Niestety nie, sayangnya tidak. Meskipun Pani Dentysta-nya sabar membujuk, si kecil keburu ketakutan dan minta pulang ketika melihat peralatan tempur si dokter dinyalakan 😦

Fenomena Dental Tourism di Polandia

Semua orang tahu bahwa biaya pengobatan gigi itu muahal! Biaya stomatologia Polandia jelas lebih mahal dibandingkan biaya dentist di Jakarta, misalnya untuk ekstraksi/pencabutan gigi tetap dewasa di Jakarta sekitar IDR 100.000,- sementara di Polandia sekitar 100 PLN (dimana saat ini 1 PLN setara IDR 3.600). Namun ternyata biaya dental di Polandia ini masih jauh lebih murah dibandingkan di Eropa Barat, bahkan diklaim bisa menghemat biaya sampai 60% dibandingkan dengan biaya dental di UK yang gila-gilaan. Sebagai perbandingan, biaya ekstrasi gigi di Inggris itu sekitar GBP 100 (dimana saat ini 1 GBP setara 5,2 PLN). Tidak heran bila fenomena dental tourism ataupun medical tourism telah berkembang pesat di Polandia dan paling diminati oleh pasien dari UK.

Apa itu dental tourism? Sesuai namanya, dental tourism (Polish: turystyka stomatologiczna) menawarkan program wisata sekaligus berobat gigi. Sumber devisa yang satu ini ternyata selaras dengan kebijakan pemerintahan Polandia. Presiden Polandia saat ini, Bronislaw Komorowski, dikenal sangat mendorong komersialisasi sistem healthcare di Polandia. Apalagi sejak tahun 2004 Polandia telah bergabung dengan ke Uni Eropa dan menerapkan open-market capitalism dalam perekonomiannya. Faktanya sejak 2009, di Polandia telah didirikan beberapa klinik dan RS swasta modern berkualitas tinggi bagi kalangan domestik papan atas maupun pasien internasional, contohnya St Raphael’s Hospital di Krakow dan Medicover Hospital di Warsawa. Biaya RS atau klinik swasta ini jelas lebih mahal dan tidak ditanggung oleh sistem managed care nasional Polandia.

Untuk warganya sendiri, Polandia memang menerapkan sistem managed care dimana setiap warga negara Polandia mempunyai asuransi kesehatan NDZ (Narodowy Fundusz Zdrowia) atau Dana Kesehatan Nasional dari pemerintah, sangat mirip dengan sistem BPJS Kesehatan yang sedang diterapkan di Indonesia sejak tahun 2014 ini. Dan seperti umum terjadi, sistem asuransi nasional dengan premi murah ini mengakibatkan antrian puanjaang dengan kualitas perawatan yang relatif rendah. Sehingga industri kesehatan swasta menjadi alternatif bagi mereka yang rela membayar lebih secara pribadi demi mendapatkan kecepatan dan kualitas layanan yang lebih baik. Termasuk untuk menjaring minat pasien dari negara Eropa Barat, khususnya UK, yang biaya pengobatannya termasuk dental cost masih jauh lebih mahal dibandingkan Polandia.

dental-tourism-stats

Selain Polandia, negara-negara lain yang rajin mengenjot dental atau medical tourism ini adalah Hungaria, Turki, Bulgaria, sampai India dan Thailand. Menurut Revahealth.com, sebuah search engine untuk medical tourism, dental treatment yang paling banyak dicari adalah implan gigi yaitu gigi palsu dari bahan titanium yang ditanam di dalam tulang rahang. Di UK, biayanya rata-rata £2,000 per implant, sementara biayanya di Polandia atau Hungaria hanya sekitar £800 – £1,200 per implant. Di Indonesia sendiri, harga 1 implan gigi setelah saya googling sekitar Rp 10 Juta yang berarti setara dengan £520. Ah, tetap lebih murah di Indonesia ya.

Dalam hal kesehatan, sering terjadi paradoks harga vs kualitas. Mahal belum tentu berkualitas, namun terlalu murah pun seringnya bermutu rendah. Hasil survey British Dental Association (BDA) pada tahun 2008 memperlihatkan bahwa 29% dentists di UK harus mengobati ulang pasiennya karena terkena komplikasi dari dental treatment di luar negeri. Urusan memilih dentist ini memang susah-susah gampang, jangan terpukau dengan fasilitas klinik yang flashy dan modern saja, tetapi harus mengecek kualifikasi dan pengalaman dokternya. Worth it bayar mahal kalau dokternya memang pakar. Yang menyebalkan kalau sudah mahal (kadang pakai ditambah-tambahin treatment yang sebenarnya tidak perlu), tetapi hasilnya payah dan membuat kita harus kembali perawatan lagi.

Jadi Pilih Stomatologia Yang Mana?

Berkaitan dengan ini, ada satu pertanyaan yang masuk ke Polandesia (Halo, Mas Arswendy). Dia orang Indonesia yang tinggal di Norwegia dan tertarik untuk periksa gigi di Warsawa, Polandia. Bagi pasien internasional yang mencari dobra dentysta yang bisa berbahasa Inggris di Polandia, bisa merujuk ke beberapa website yang menawarkan pengurusan layanan dental di Polandia, misalnya:

 Di Polandia ini biasanya harus bikin appointment jauh-jauh hari dulu sebelum ketemu dokternya, malas banget deh. Jadi kalau urusan sakit gigi mendadak biasanya saya dan keluarga pasrah saja ditangani oleh stomatolog dekat rumah dengan broken English-nya hehehe… Tetapi di bawah ini ada beberapa stomatologia yang bisa direkomendasikan bila ada teman-teman dari Indonesia yang perlu berobat gigi di Polandia. Silakan klik websitenya jika mau tahu lebih banyak, untuk cari tahu harga/biaya per treatment cari tab yang bertulisan “Cennik”. Semoga cukup membantu ya.

EURODENTAL | website: http://www.eurodental.pl/

Eurodental punya 5 cabang di Warsawa. Polandesian pernah berobat ke kliniknya di Ulica Nowowiejska 37 (di distrik Ochota) karena tetap buka di hari Sabtu, sementara stomatologia yang lain biasanya hanya buka hari Senin – Jumat. Kebetulan hari Sabtu itu lumayan kosong, sehingga bisa langsung dilayani oleh dokternya. Dokternya baik dan bisa berbahasa Inggris kok, meskipun websitenya full Polish. Suasana klinik cukup serius, nggak cocok untuk pasien anak-anak. Sementara cabang yang cukup dekat dengan Palace Culture adalah yang di ul. Śniadeckich 12/16. Kalau ingin tahu tentang klinik ini dalam bahasa Inggrisnya, silakan buka situs ini http://www.whatclinic.com/dentists/poland/warsaw/euro-dental-nowowiejska-street

MM DENT | Grochowska 56/U7, Praga Poludnie, Warszawa

Masuk daftar ini karena beberapa orang di Polish Forum merekomendasikan stomatologia yang lokasinya tidak jauh dari flat saya. Nggak nyangka ternyata mereka bisa berbahasa Inggris padahal website-nya full Polish >> http://mmdent.waw.pl/

WELL NOW DENTAL CLINIC | ul. Stanisława Kostki Potockiego 2A, Wilanow, Warszawa

Bukan kliniknya sih yang penting, tetapi Dr. Tomasz Foik yang namanya berulang kali muncul di Polish Forum sebagai dokter gigi yang sangat direkomendasikan oleh para expats. Speaks very good English, experienced, dan nggak nge-charge biaya yang tidak perlu. Website: http://www.wellnow.pl/

DENTAL TRAVEL POLAND a.k.a NZOZ ‘Implant-Art’ Piotr Stępień | Puławska 228 lokal 11
02-670, Mokotów, Warszawa | Telp. +48 22 307 18 73 ext: 82982

Masuk daftar karena memang target marketnya adalah dental tourism. Website asli dalam bahasa Polish adalah http://www.implant-art.com.pl/ tetapi untuk keterangannya dalam bahasa Inggris bisa lihat di http://www.whatclinic.com/dentists/poland/warsaw/dental-travel-poland-warsaw. Kalau lilhat websitenya sih fasilitas mereka oke banget, dokter Stepien ternyata juga cukup punya nama di sini. Tinggal harganya aja cocok nggak dengan kantong kita.

Sedangkan kalau di Krakow, stomatologia yang paling direkomen adalah DENTESTICA. Kliniknya terletak di FRONTON Office Center lantai 4, Ul. Kamienna 21, 31-403 Kraków. Klinik dental ini termasuk salah satu destinasi dental tourism yang laris. Cek website yang sangat informatif di http://www.dentestetica.com/

Oke, cukup segini dulu ya. Yang paling penting memang menjaga kesehatan gigi. Jadi posting ini ditutup dengan nasehat dokter gigi yang klise tetapi penting, jangan lupa mengosok gigi 2 x sehari, di pagi hari dan malam sebelum tidur 🙂

Il Polacco di Monte Cassino Italiano

Musim panas 2011, Polandesian mengikuti paket tur wisata ke Italia dari agen perjalanan Polandia. Salah satu agenda di itinerary-nya  adalah mengunjungi Polski Cmentarz Wojskowy di Monte Cassino. Cmentarz? Kuburan? Lho, saya pikir di Monte Cassino mau sightseeing lihat kasino (asal nebak karena namanya mirip) ternyata malah diajak ziarah ke Pemakaman Militer Polandia. Jadilah saya takjub 2 kali: pertama karena ada momen ziarah di dalam paket summer holiday tour, dan kedua karena ternyata ada taman makam pahlawan Polandia di negara lain. Kalau saya ingat-ingat, Indonesia sendiri tidak punya makam militer di luar negeri.

Sebenarnya apa yang terjadi di Monte Cassino di Italia dan apa hubungannya dengan Polandia? Kalau sudah baca posting saya sebelumnya (Si Jasmine dan Si Poppy) pasti ngeh karena saya ceritakan di situ. Di bukit Monte Cassino ini ada biara (monastery) dari Benedictine Order yang ketika Perang Dunia II dicurigai dipakai oleh Jerman sebagai benteng pertahanannya. Pertempuran pun pecah antara Sekutu dan Jerman di tempat ini, yang dikenal sebagai “Battle of Monte Cassino” dan memakan waktu berbulan-bulan dari Januari sampai Mei 1944. Termasuk di dalamnya usaha Sekutu membombardir biara dengan 1.400 ton bom di mid-Februari, namun pasukan Jerman masih belum bisa ditaklukkan.

Barulah pada segmen terakhir di periode 11-18 Mei 1944, Jerman akhirnya menarik mundur pasukannya dan tentara Polandia yang bergabung dengan Sekutu berhasil menancapkan bendera di reruntuhan bukit Monte Cassino sebagai tanda kemenangan Sekutu. Perang memang selalu membuat kita susah membaca sejarahnya yang berlarut-larut, apalagi kalau merasakannya. Wikipedia mencatat ada 20.000 korban jiwa dari pihak Jerman dan 55.000 korban dari bala tentara Sekutu (AS, Inggis, Prancis, New Zealand, India, Polandia) dalam Battle of Monte Cassino ini, termasuk di dalamnya seribu tentara Polandia yang gugur pada seminggu pertempuran di bulan Mei 1944 itu.

Polish cemetery in Monte Cassino-3

Menghormati rekan-rekannya yang gugur, para tentara Polandia yang berhasil survive bahu-membahu membangun pemakaman yang layak di bekas tanah pertempuran. Dirancang oleh arsitek W. Hryniewicz dan J. Skolimowski, Polski Cmentarz Wojskowy diresmikan pada tanggal 1 September 1945 dan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi 1.051 tentara Polandia yang menjadi pahlawan Battle of Monte Cassino. Nama-nama mereka, pangkat, korps, tanggal lahir dan blad makam tertera rapi di papan informasi pemakaman dalam bahasa Polandia.

Catatan ini saya tuliskan setelah membaca berita Pangeran Harry berziarah ke Pemakaman Militer Polandia di Monte Cassino pada tanggal 18 Mei 2014 dalam rangka peringatan 70 tahun Perang Dunia II. Ternyata saya sudah pernah ke sana, meskipun karena ‘dipaksa’ oleh agenda tur yang saya ikuti. Bersama rombongan, pagi-pagi itu kami berangkat menuju Monte Cassino yang terletak sekitar 130 km tenggara dari kota Roma ibukota Italia. Dari kejauhan, di atas bukit sudah terlihat Biara Monte Cassino yang telah direkonstruksi ulang pada tahun 1960-an. Di jalan yang menuju ke atas bukit, menghadap ke Biara itulah terletak Cimitero militare polacco, pemakaman militer Polandia yang akan kami kunjungi. Polacco adalah bahasa Italia untuk Polandia.

Biara Monte Cassino yang terletak di atas bukit, terlihat dari Pemakaman Militer Polandia

Biara Monte Cassino yang terletak di atas bukit, terlihat dari Pemakaman Militer Polandia

Berbeda dengan suasana TPU biasa, taman makam ini bernuansa putih bersih, bersahaja, namun sekaligus kokoh. Saya menaiki anak tangga dan melihat makam-makam yang disusun rapi seperti bangku teater. Kebanyakan makam berbentuk salib yang menandakan si tentara adalah Katolik atau Protestan, tetapi ada juga yang berbentuk bintang Daud sebagai tanda si tentara adalah Yahudi Polandia. Pelataran diukir oleh lambang Polish Army dan di tengahnya ditempatkan makam Jenderal Władysław Anders, sang komandan yang memimpin pasukan Polandia di Battle of Monte Cassino 1944. Jenderal Anders sebenarnya meninggal di London tahun 1970, namun atas permintaan terakhirnya, dia dibaringkan di Monte Cassino ini bersama anak-anak buahnya dari II Polish Corps yang gugur dalam pertempuran tersebut.

Polish cemetery in Monte Cassino

Di pelataran itu, kami berkumpul dan mengheningkan cipta sesaat. Kemudian Pani Magda sebagai wakil dari rombongan tur kami meletakkan karangan bunga di makam Jenderal Anders sebagai tanda penghormatan. Suasana terasa haru. Semua orang menaruh hormat, termasuk peserta tur non-Polandia lainnya selain saya. Ada rasa patriotisme dan kemanusiaan yang bergema di taman makam pahlawan ini. Lalu diam-diam  ada rasa malu menyelinap di hati, karena selama di Indonesia saya bahkan belum pernah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata...

Si Jasmine dan Si Poppy

Ada yang bisa tebak kali ini Polandesian mau menulis tentang apa? Salah bila kamu berpikir saya ingin kembali bercerita tentang wanita-wanita Polandia (mentang-mentang judul di atas mirip nama perempuan yaa?). Tetapi bila kamu menebak judul posting kali ini adalah nama bunga, seratus buat kamu! Mumpung masih dalam suasana HUT RI ke-69, Polandesian tertarik untuk mengulik tentang bunga nasional atau floral emblem bangsa Indonesia vs Polandia.

Umumnya suatu jenis bunga dipilih atau ditetapkan sebagai bunga nasional atau puspa bangsa dengan kriteria sbb:

  • endemik (banyak ditemukan di negara ybs),
  • mempunyai nilai budaya yang luhur,
  • bernilai sejarah bagi bangsa tersebut.

Sebagai orang Indonesia, tentunya kita tahu puspa bangsa kita adalah Melati Putih (Latin: Jasminum sambac). Namun apa bunga nasional Polandia? Sudah bisa ditebak, tentunya. Dialah corn poppy atau red poppy (Latin: Papaver rhoeas) yang dalam bahasa Polandia disebut “Mak”. Jujur sih, kurang enak mendengar bahasa lokalnya, yang pertama terpikir bukannya bunga tetapi mug (cangkir) atau seperti seorang anak panggil emaknya, “Maaak” :).

Putih-putih Melati, Merah-merah Poppy

Di Indonesia, bunga melati diumumkan sebagai puspa bangsa pada Hari Lingkungan Sedunia tahun 1990 dan dikukuhkan lewat Keputusan Presiden No 4 Tahun 1993. Jadi kedudukannya sebagai bunga nasional Indonesia sudah diakui secara de facto maupun de jure. Sementara bunga red poppy lebih merupakan bunga yang dekat secara kultural dan historis dengan Polandia. Sampai saat ini pemerintah Polandia belum mengeluarkan ketetapan resmi tentang bunga nasional bangsanya.

Entah disengaja atau tidak, warna bunga nasional Indonesia dan Polandia bisa-bisanya sama dengan warna bendera kedua negara yang terdiri dari warna merah dan putih (lihat catatan saya sebelumnya tentang kemiripan bendera kedua negara). Indonesia memilih bunga melati yang berwarna putih, sementara Polandia ‘memilih’ bunga corn poppy yang berwarna merah.

Bunga Nasional Polandia dan Indonesia diabadikan dalam bentuk perangko.

Bunga Nasional Polandia dan Indonesia diabadikan dalam bentuk perangko.

Mendengar kata bunga Poppy, mungkin ada yang bertanya-tanya apakah ini poppy yang menghasilkan opium? Waduh, bukan! Opium Poppy adalah Papaver somniferum, itu varian yang berbeda dengan red poppy-nya Poland. Bunga Poppy Polandia bernama latin Papaver rhoeas dan tidak mengandung morphine atau codeine sebagai bahan pembuatan opium. Namun karena sama-sama family Papaveraceae dan Opium Poppy juga ada yang berwarna merah (selain putih dan pink), yah bisa saja orang salah mengiranya dengan red poppy yang kita maksud.

Bunga red poppy yang bukan penghasil opium ini ternyata juga tumbuh di Indonesia, misalnya di kawasan pegunungan Cipanas, Bandungan, Batu, dan Ijen. Namun kebalikannya, di Polandia saya tidak pernah ketemu bunga melati. Yang ada hanya herbata jaśminowa – minuman teh rasa melati.

Gugur Bunga di Taman Bangsa
Melati-3Putihnya melati bagi bangsa Indonesia merupakan simbol kesucian, khidmat dan ketulusan. Lebih dari sekedar hiasan biasa, melati selalu dipilih oleh pengantin tradisional Jawa/Sunda sebagai roncen penghias rambut dan keris, bagian dari sesajen umat Hindu Bali, ataupun taburan bunga saat pemakaman. Unik memang, melati berkaitan baik dengan mulainya hidup baru (pernikahan) maupun dengan kematian. Berbagai puisi atau lagu patriotik, misalnya lagu Melati di Tapal Batas karya Ismail Marzuki atau lagu Melati Suci karangan Guruh Sukarno Putra, sering menggunakan melati sebagai personifikasi ketulusan perjuangan para pahlawan bangsa, yang jasa-jasanya telah mengharumkan nama Ibu Pertiwi.

Kalau melati sudah membudaya di Indonesia jauh sebelum proklamasi kemerdekaan RI, bunga red poppy dikaitkan dengan Polandia karena sebuah lagu perjuangan terkenal yaitu Czerwone maki na Monte Cassino (Red poppies at Monte Cassino). Lagu ini digubah oleh Alfred Schutz dan liriknya ditulis oleh Feliks Konarski untuk mengenang pertempuran “Battle for Rome” di Monte Cassino, Italia pada masa Perang Dunia II. Kala itu tentara Sekutu berupaya merebut benteng pertahanan Jerman di Monte Cassino selama berbulan-bulan.

Pada serangan terakhir di pertengahan bulan Mei 1944, tentara Polandia yang bergabung dengan pasukan Sekutu pimpinan AS dan InggrisCorn Poppy-2 maju menyerbu Monte Cassino dan berhasil mengibarkan bendera Polandia di bukitnya sebagai tanda takluknya lini pertahanan Jerman. Serangan Polandia ini jelas berperan penting atas kemenangan Sekutu, namun sekitar seribu tentara Polandia juga menjadi korban dan dikuburkan di lereng bukit Monte Cassino tersebut.

Nah, ini bagian yang bikin merinding, pada musim semi May 1944 itu bukit Monte Cassino sedang dipenuhi oleh bunga-bunga red poppy. Sehingga beredar legenda bahwa bunga-bunga red poppy itu tumbuh subur dan semakin memerah warnanya oleh karena darah para prajurit Polandia yang gugur di sana. Ini cuplikan lagu Czerwone maki na Monte Cassino yang memperkenalkan legenda itu:

Czerwone maki na Monte Cassino
Red poppies on Monte Cassino
Zamiast rosy piły polską krew…
Drank Polish blood instead of dew…
Po tych makach szedł żołnierz i ginął,
As the soldier crushed them in falling,
Lecz od śmierci silniejszy był gniew!
For the anger was more potent than death.
Przejdą lata i wieki przeminą,
Years will pass and ages will roll,
Pozostaną ślady dawnych dni!..
But traces of bygone days will stay,
I tylko maki na Monte Cassino
And the poppies on Monte Cassino
Czerwieńsze będą, bo z polskiej wzrosną krwi
Will be redder for Poles’ blood in their soil.

Menyentuh ya? Baik melati putih di Indonesia maupun red poppy di Polandia, ternyata sama-sama menyimbolkan kenangan dan penghargaan atas jasa para pahlawan pejuang yang telah gugur. Bahkan tidak hanya di Polandia, bunga red poppy pun dipakai di seluruh Eropa dan negara-negara Commonwealth untuk memperingati korban-korban Perang Dunia I setiap tanggal 11 November. Dan seperti bunga-bunga yang gugur, gugurnya para pejuang dahulu pun akan digantikan oleh ‘pejuang-pejuang’ baru di zaman ini. Gugur satu tumbuh sribu, tanah air jaya sakti…

7 Selebrita Polandia Versi Polandesia

Posting ini merupakan kelanjutan dari posting sebelumnya, tetapi kali ini kita akan melirik para seleb wanita Polandia yang cantik dan terkenal. Sejujurnya sih, saya juga baru tahu bahwa mereka terkenal setelah saya tinggal di Polandia, jadi saya nggak menyalahkan kalau orang Indonesia tidak kenal siapa mereka. Mereka berasal dari kalangan artis, bintang film, model, atau penyanyi yang wajahnya cukup sering saya lihat wira-wiri di televisi Polandia. Dan sama seperti artis-artis di seluruh dunia, kecantikan selebrita Polandia ini pun bervariasi, ada yang cute seperti the-girl-next-door, ada yang karismatik walaupun sebenarnya tidak cantik-cantik amat, dan ada yang seksi luar biasa sampai kadang jengah sendiri melihatnya, dan  Ini daftar saya untuk Polish female celebrities yang terkenal sampai keluar negeri:

Your-girl-next-door: Ewa Farna dan Izabella Miko.

Ewa Farna

Ewa Farna

Ewa Farna (dibacanya: Eva Farna) adalah penyanyi pop Polandia yang lagunya sering saya dengar di TV Polandia. Orangtuanya berasal dari Polandia, tetapi sejak kecil dia lahir dan besar di Trinec, perbatasan Ceko dengan Polandia. Setelah dia sukses sebagai musisi muda di Ceko, dia meluncurkan albumnya dengan versi bahasa Polandia. Kebetulan bahasa Ceko dan Polandia mirip-mirip, bagaikan bahasa Melayu di Malaysia dengan bahasa Indonesia. Buat saya, cantiknya si Ewa mewakili kecantikan gadis-gadis Polandia pada umumnya. Tidak terlalu seksi, agak cuek tetapi tetap modis, dengan fokus riasan pada mata. Kalau mau membayangkan kecantikan gadis Polandia pada catatan saya sebelumnya, yah lihat saja gambar di samping ini.

Izabella Miko

Izabella Miko

Izabella Miko, artis muda berbakat yang paling dikenal dengan perannya sebagai Cammie dalam film Coyote Ugly (2000). Kalau masih belum tahu, dia juga berperan sebagai Athena dalam film remake Clash of the Titans (2010). Masih belum ngeh juga?? Ya udah, tungguin aja perannya di sekuel film tari Step Up 5 yang keluar tahun ini. Miko lahir di Lodz, Polandia dan pindah ke New York sejak umur 15 tahun karena mendapatkan beasiswa balet. Untuk meyakinkan bahwa si Miko ini adalah orang Polandia, silakan cek nama aslinya di IMDb: Izabella Anna Mikolajczak (oalah, jadi Miko itu singkatan dari Mikolajczak). One thing leads to another, dan jadilah dia sekarang salah satu artis muda Hollywood.  Kalau Ewa adalah si manis berambut brunette, maka Miko ini adalah versi pirangnya. Manis kan?

Something about the way she move: Edyta Górniak

Edyta Gorniak

Edyta Gorniak

Edyta Górniak, alasan utama kenapa dia masuk daftar ini adalah karena saya sampai bosan melihat dia di TV Polandia. Sering banget lagunya diputar, baik lagu lama maupun lagu baru. Górniak adalah salah satu penyanyi pop Polandia yang paling terkenal, berawal dari teater musikal “Metro”, lalu menjuarai Eurovision Song Contest tahun 1994. Dengan jangkauan vokal sampai 4 oktaf, dia terkenal tidak hanya di Polandia tetapi juga telah go internasional. Wajahnya menurut saya sih biasa saja, orangnya juga tidak muda lagi (dia lahir tahun 1972 di Ziębice, Poland), tetapi tak terpungkiri energi dan karismanya. Lah buktinya saya sampai tahu beberapa lagunya (padahal suka juga enggak) saking seringnya ditayangkan di TV, belum lagi iklan konsernya yang muncul tiap akhir tahun.

They are born with Supermodel gene: Izabella Scorupco and Magdalena Wrobel

Izabella Scorupco

Izabella Scorupco

Izabella Scorupco: harus disebutkan karena dialah wanita Polandia pertama yang menjadi Bond Girl! Yap, Scorupco paling dikenal karena perannya sebagai Natalya Simonova dalam film James Bond Golden Eye (1995). Well, mungkin perannya kurang kita ingat ya, tapi Pierce Brosnan-nya ingat kan? Setelah itu, dia juga bermain di film Vertical Limit, Reign of Fire, and Exorcist: The Beginning. Scorupco lahir tahun 1970 di Bialystok, Poland namun pindah ke Swedia pada umur 8 tahun. Dengan kecantikannya, dia memulai kariernya sebagai super model terkenal di tahun 80-an, dan pada tahun 2012 dia menjadi host “Sweden’s Next Top Model”. Sepertinya peruntungan Izabella ada di wajah dan aktingnya, karena dia sempat berkarier bermusik tetapi kurang sukses. Kalau melihat foto-fotonya, saya yakin semua juga setuju ona jest elegancka piękna kobieta (dia wanita yang elegan dan cantik) .

Magdalena Wrobel

Magdalena Wrobel

Magdalena Wróbelnama yang satu ini pastinya ring a bell untuk kamu yang suka fashion. Betul sekali, Wrobel yang kita bicarakan ini adalah model Victoria’s Secret (merk lingerie terkenal nan mahal itu) dan spokesmodel untuk Wonderbra. Dia lahir tahun 1975 di Sopot, Polandia dan memulai karier modellingnya sejak umur 15 tahun. Setelah memenangkan kontes Ford Supermodel of the World, dia pindah ke Paris dan dari sana kariernya terus melaju di panggung fashion dunia. Namun sejujurnya, di luar panggung dan bila tak bermake-up, Izabella Scorupco dan Magdalena Wróbel sama saja cantiknya dengan ordinary Polish women lainnya. Well, at least ini pengamatan saya setelah melihat foto-foto mereka yang tanpa riasan. Untuk keindahan tubuhnya, yah tak usah heran lagi. Yang biasa-biasa saja sudah langsing-langsing, apalagi yang supermodel.

It’s getting hot in here: Joanna Krupa dan Doda

Sengaja ditaruh di paragraf-paragraf terakhir karena bicara tentang kategori sexy Polki bisa bikin mata lebih melek hehehe…

Joanna Krupa

Joanna Krupa

Joanna Krupa: Model/artis yang lahir tahun 1979 di Warsawa ini pindah ke AS ketika berumur 5 tahun. Keseksian Krupa bisa dibuktikan dari terpilihnya dia sebagai The World’s Sexiest Swimsuit Model oleh majalah Playboy (2005), dan kemunculannya di cover majalah FHM, Maxim, Inside Sport, dll. Di dunia pertelevisian, Krupa sempat menjadi host “Poland’s Next Top Model” (2010) dan bermain di “Real Housewives of Miami”. Namun aksinya yang paling heboh dan terkenal adalah ketika dia berpose nude untuk kampanye PETA (People for Ethical Treatment for Animals) dengan motto “I would rather go naked than wear fur.” Wow! Di sini saya tampilkan versi  yang lebih lembutnya aja ya. Yang pasti, kecantikan Krupa adalah hasil akhir sempurna yang diharapkan wanita Polandia ketika keluar dari salon dan klinik kecantikan: mata yang tajam tanpa kerutan, bibir yang penuh merekah, dan kulit mulus yang kencang.

Doda

Doda

Doda Elektroda: Yang bisa menyamai panasnya Joanna Krupa adalah wanita ini. Nama aslinya adalah Dorota Rabczewska, penyanyi pop-rock terkenal yang lahir tahun 1984 di Ciechanów, Poland. Setelah band rock-nya yang  bernama Virgin bubar, dia memutuskan bersolo karir dan mengeluarkan album “Diamond Bitch” (2007) dan “The Seven Temptations” (2011) dan menuai sukses besar. Doda adalah salah satu artis Polandia yang berhasil mengumpulkan penghargaan musik terbanyak sampai saat ini. Penampilannya berani dan super panas, dia beberapa kali tampil di sampul majalah Playboy edisi Polandia. Di MTV Poland, pernah ditayangkan 1 video klipnya yang bikin saya menahan nafas, “Nggak bakal lolos sensor kalau masuk ke Indonesia”. Doda adalah representatif dari segelintir wanita Polandia yang rebellious, berani tampil super seksi, berani blak-blakan operasi plastik, dan ngomong sembarangan sampai dituding menghina agama. Kontroversial, namun juga dinobatkan CNN sebagai salah satu dari 10 wanita berpengaruh di Polandia.

Demikianlah 7 selebrita Polandia dengan kecantikannya masing-masing. Setelah saya baca ulang, kok postingan kali ini jadi berbau infotainment ya? Hehehe… Nggak apa-apa deh, sekali-kali boleh kan bahas artis-artis wanita Polandia yang lagi ngetop. Lumayan bisa jadi bahan obrolan bila kalian punya teman-teman Polandia, pasti mereka kaget kalau ada orang Indonesia yang tahu tentang artis mereka. Sebagai gantinya, tinggal kalian tanya balik “Teraz, wiesz Tamara Błeszyński?” (Sekarang, kalian tahu nggak Tamara Bleszynski?) 🙂

Cewek Polandia Cantik-cantik Nggak?

Horee… Agustus ini blog Polandesia telah mencapai 100,000 hits. Terimakasih untuk semua yang sudah datang berkunjung, membaca, dan memberikan komentarnya. Hal ini terasa istimewa karena sudah setahun ini saya tidak sempat menuliskan posting-posting baru. Untuk menyambut milestone ini, saya mau menjawab salah satu pertanyaan menggelitik yang diajukan oleh para pembaca pria. Yap, apalagi kalau bukan judul di atas. Apakah wanita Polandia cantik-cantik?

Beauty is in the eyes of the beholders. Cantik itu tergantung siapa yang lihat. Kabarnya tipe wanita Eropa bisa dibagi sesuai wilayahnya: Western woman, Slavic woman, dan Mediterranean woman. Nah, wanita Polandia ini termasuk Slavic woman bersama dengan Ceko, Bulgaria, Kroasia, dan Rusia. Setiap negara Slavia ini tentunya mengklaim wanitanya yang paling cantik. Negara mana pula yang mau dicap wanitanya jelek-jelek? 🙂 Luckily, in reality Polish women are definitely not bad. Ya tentunya ada yang cantik ada yang kurang, tetapi sepanjang saya perhatikan, yang enak dilihat masih lebih banyak daripada yang tidak. Tetapi kecantikan wanita Polandia, honestly, is not breathtaking either. Bukan yang terlalu spektakuler juga sih cantiknya.

Beberapa hal yang menurut saya menonjol dari penampilan kaum wanitanya adalah:
1. Langsing-langsing!
Fitur yang satu ini benar-benar membuat iri deh. Dengan tinggi rata-rata 165 cm (cek wikipedia kalau tidak percaya dengan statistik ini), wanita Polandia benar-benar kelihatan menjaga bodi mereka. They are slim, definitely! Much slimmer daripada wanita-wanita di belahan Eropa lainnya (apalagi kalau dibandingkan dengan wanita Inggris). Yang masih remaja, dewasa, bahkan yang ibu-ibu sekalipun terlihat langsing segar. Bukan kurus lho, tetapi proporsional antara tinggi vs berat badan dan aktif. Dalam kehidupan sehari-hari, saya jarang lihat wanita Polandia yang terlalu gemuk atau terlalu kurus.

2. Modis!
Karena bodi dasarnya sudah menunjang, mereka pun terlihat makin apik dengan selera busana yang modis namun simple. Gaya busana wanita Polandia menurut saya enak dilihat, tidak neko-neko, tidak terlalu terbuka, dan disesuaikan dengan musimnya. Kalau winter, memakai jaket, syal dan boots yang effortless chic. Kalau musim panas, keluarlah sweet summer dresses dengan warna-warna cerah. Ya ada juga sih yang cuek sama outfit-nya. Tetapi penampilan yang langsing dan modis ini bertebaran dimana-mana dan tak urung membuat saya kagum juga.

3. Pintar dandan!
Wanita Polandia itu akrab dengan make-up, dan kelihatan banget pada pintar dandan. Dandanannya pas pula, bukan yang menor gitu ya. Gaya yang digemari untuk penampilan sehari-hari adalah eyeliner hitam membingkai mata, blended eyeshadow, dan lipgloss pink. Rambut cukup dikuncir atau dicepol sekadarnya. Karena kulitnya sudah putih, hidungnya mancung, matanya belo, dandan segitu aja sudah langsung membuat mereka tampil beda.

Iseng memfoto gadis Polandia ketika festival Smurf di Warsawa. Muka dicoret-coret aja masih cakep kan?

Iseng memfoto gadis Polandia ketika festival Smurf di Warsawa. Muka dicoret-coret aja masih cakep kan?

Kesimpulannya: on average, wanita Polandia itu good looking. Saya nggak bilang cantik alami, karena mereka juga pucat-pucat kalau tidak pakai make-up. Uniknya, kalau wanita Polandia itu diakui menarik oleh bangsa-bangsa lain, pria-prianya malah enggak. Salah satu buktinya adalah ketika beautifulpeople.com (situs kencan yang mensyaratkan hanya orang cakep yang akan diterima sebagai anggotanya) melaporkan bahwa 39% aplikasi wanita Polandia lolos di situs ini, sedangkan pendaftar pria Polandia yang dianggap berwajah menarik hanya 9% dan sisanya ditolak. Waduh! Yang punya pacar cowok Polandia ada yang mau menyanggah hal ini? Hehehe…

Di Indonesia Ada 2 President

Pemilihan Presiden RI tahun 2014 ini seru sekali! Panasnya suasana di dalam negeri sepertinya juga terasa di luar, bukan cuma WNI diaspora yang rela jauh-jauh datang ke KBRI untuk mencoblos, tetapi pers negara asing juga mengamati suasana pilpres kita kali ini. Setelah pencoblosan suara tanggal 9 Juli 2014, beberapa hitung cepat (quick counts) menunjukkan hasilnya. Dan seperti kita ketahui, hasil hitung cepat ini terbelah menjadi 2 kubu dengan hasil bertolak belakang: beberapa berkesimpulan bahwa pasangan no 2 (Jokowi – JK) yang menang, sementara yang lain bilang pasangan no 1 (Prabowo – Hatta) yang menang. Tambah seru karena kemudian kedua pasangan ini mengumumkan kemenangannya. Nah lho! Jadilah berita di tabloid digital politik Polandia ikut menyoroti masalah ini. Berikut cuplikannya:

Tabloid politik Polandia pun ikut memberitakan keunikan pilres Indonesia tahun ini

Tabloid politik Polandia pun ikut memberitakan keunikan Pemilihan Presiden RI tahun ini, dimana kedua kandidat sama-sama mengumumkan kemenangannya.

Dari judulnya aja sudah bisa ketebak ya. “W Indonezji dwóch prezydentów” artinya “Di Indonesia ada 2 Presiden” Ckckck… Kalau diterjemahkan, www.polytika.pl ini kira-kira menulis beritanya seperti ini: “Baru setelah tanggal 21 Juli akan diumumkan hasil resmi pemilihan presiden di negara dengan populasi muslim terbesar di dunia (190 juta pemilih). Hasil hitung tidak resmi memenangkan baik kandidat nomor pertama maupun nomor dua. Singkat cerita, kedua pasangan pun mengumumkan kemenangannya. Atas inisiatif pribadi, Presiden SBY mengundang Joko Widodo (lebih dikenal sebagai Jokowi) dan Prabowo Subianto ke pertemuan terpisah. Jangan menurunkan orang ke jalan, pesan SBY, tunggu hasil resmi. Jokowi, Gubernur Jakarta, mempunyai reputasi sebagai seorang reformis dan bertangan bersih, sehingga dia disukai oleh rakyat dan kalangan bisnis. Bursa saham Indonesia bereaksi positif atas keunggulan suaranya di polling. Namun saingannya, mantan jenderal Prabowo tidak tinggal diam. Beredar rumor bahwa Jokowi…

Yah begitulah, di era keterbukaan informasi sekarang ini, tidak ada yang tersembunyi bahkan untuk pers negara asing Polandia yang sebenarnya kurang dekat dengan Indonesia. Hasil resmi KPU tanggal 22 Juli telah menetapkan kemenangan Jokowi sebagai presiden dengan keunggulan suara 53,15% (Prabowo 46,85%). Namun karena sang mantan jenderal tidak tinggal diam dengan mengugat proses pilpres tersebut, kita pun masih harus menunggu ketukan palu MK tanggal 21 Agustus nanti sebelum disahkannya Presiden ke-7 RI. Namun bagaimanapun juga pilpres sudah berakhir, mari kembali kita pilih no 3: Persatuan Indonesia!

Berapa Biaya Hidup di Polandia?

Polandesian sering banget ditanya oleh mahasiswa program student exchange yang akan berkunjung ke Polandia untuk urusan yang satu ini (Hallo, adik-adik AIESEC 🙂 ) “Berapa banyak uang saku yang harus saya bawa?” “Berapa biaya makan sehari?” “Kalau untuk transport, untuk entertainment, untuk oleh-oleh?” Oke deh, supaya memudahkan pencarian info biaya hidup ini, saya tuliskan saja di blog ini ya. Please note bahwa di bawah ini adalah perkiraan biaya hidup untuk seorang mahasiswa lajang (tidak bawa keluarga) di Warsawa. Untuk di kota-kota lain, biasanya biaya hidupnya sedikit lebih rendah daripada di ibukota Polandia ini.

As a note, mata uang Polandia adalah Zloty atau disingkat PLN. Saat ini 1 PLN = Rp 3.800 (pembulatan), sementara 1 USD = 3,2 PLN dan 1 EUR = 4,2 PLN.

Biaya Akomodasi dan Utilitas

Paling enak tentunya kalau akomodasi sudah disediakan, misalnya ikut program homestay di rumah penduduk setempat atau masuk asrama kampus, sehingga tidak bingung lagi mencari tempat tinggal. Sebenarnya masuk asrama kampus pun tetap ada bayarannya walaupun tentunya lebih terjangkau. Misalnya di University of Warsaw, biaya single room di dormitory kampus adalah sekitar 450 – 600 PLN per month (belum termasuk biaya utilitas seperti gas, listrik, internet). Sedangkan untuk sewa kamar kost (single room in a flat or a house) berkisar 600 – 800 Zloty per bulan untuk satu kamar. Sewa kamar kost ini berarti tinggal bareng dengan pemilik rumah atau apartemen ya.

Kalau mau nyaman (atau terpaksa karena nggak dapat dorm atau kost-an), dapat menyewa flat model studio dimulai dari harga 1500 PLN per bulan. As always, lokasi menentukan harga. Semakin di tengah kota, harga sewa flat pun semakin mahal. Jangan lupa ada biaya utilitas sekitar 400 PLN untuk pemakaian gas, listrik, air, dan pemeliharaan sampah di gedung flat yang kamu tempati. Ada landlord yang menerapkan sistem biaya utilitas fixed, ada juga yang sesuai besarnya pemakaian. Kabar baiknya, biaya langganan internet cepat terbilang murah di sini, hanya sekitar 40 – 60 PLN per bulan untuk langganan internet dengan kecepatan 6 MPbs.

Biaya Makan

Untuk makan, budgetkan sekitar 10 – 20 PLN per meal. Lunch di kantin kampus (student’s cafetaria), beli satu paket burger McD yang mengenyangkan, atau makan satu porsi kebab plus minum biasanya habis sekitar 15 PLN. Tentunya bisa lebih hemat lagi, misalnya dengan makan di mini foodcourt di dalam hipermarket Carrefour atau Tesco yang satu pizza besarnya cuma seharga 4 PLN plus minum aqua botol 1 PLN. Makin lama, pasti makin tahu tempat-tempat makan yang murah meriah. Kalau dirata-rata, sehari budgetkan untuk makan sekitar 30 PLN  ya.

Kalau sekali-kali pengen makan di restoran, siapkan sekitar 50 PLN ya. It should be enough for 1 meal course and 1 drink. Sementara untuk ngopi-ngopi di kafe misalnya di Coffee Heaven atau Starbucks, siapkan sekitar 15 PLN per glass. Hah, mau diam-diam coba Polish beer dan vodka? Ckckck… siapkan 8-12 PLN per 1 gelas piwo (bir Polandia) dan sekitar 18-25 PLN untuk 1 botol Vodka brand non-premium seperti Sobieski, Wyborowa atau Zubrowka.

Biaya Transport

Pastinya naik kendaraan umum dong. Tenang saja, seperti yang sudah pernah saya tuliskan sebelumnya, public transportation di Polandia itu sudah tertata rapi dan nyaman banget. Asal kita ingat nomor bus dan halte naik-turunnya, niscaya sampai di tujuan dengan tepat waktu. Asyiknya lagi, satu tiket kendaraan umum ZTM di Warsawa itu berlaku universal untuk naik bus, tram, maupun metro. Single-trip ticket ZTM seharga 4,4 PLN. Tetapi biar hemat, langsung saja beli tiket ZTM bulanan seharga 100 PLN atau tiket tiga-bulanannya seharga 250 PLN kalau memang sehari-harinya naik-turun bus/tram/metro. Makin hemat bila kamu bisa menunjukkan kartu mahasiswa international (ISIC Card) atau kartu mahasiswa dari universitas di Polandia karena akan dapat diskon 50% saat pembelian tiket ZTM ini.

Biaya Entertainment/Suvenir

Biaya yang ini sih tergantung gaya hidup ya. Kalau cuma untuk beli toiletries seperti sikat gigi, pasta gigi, sabun, shampoo, harganya sih mirip-mirip aja dengan di Indonesia yaitu sekitar 3 – 6 PLN per item. Kalau mau nonton di bioskop seperti Cinema City atau Multikino, tiketnya sekitar 25 PLN (untuk yang versi IMAX 3D tiketnya lebih mahal sekitar 35 PLN). Sementara masuk diskotek atau night club yang hip di kalangan anak muda biasanya ada HTM sekitar 20-30 PLN. Beli baju baru di mall untuk brands seperti H&M atau Zara biasanya berkisar 119,99 – 249,99 PLN, yah rata-rata 150 PLN lah. Sedangkan beli baju di Old Town (baju untuk oleh-oleh) harganya 35-50 PLN per shirt dan 25 – 35 PLN untuk topi. Kalau suvenir yang lebih kecil seperti magnet kulkas atau gantungan kunci sekitar 12 – 20 PLN. Yang paling murah sih beli postcard aja, 1 PLN per kartu hehehe…

Kesimpulan

Konklusinya, minimum diperlukan 1000 PLN/bulan (=240 Euro) untuk biaya hidup di Polandia, di luar akomodasi dan entertainment. Kalau memang harus mencari tempat tinggal sendiri, bayar listrik, air, dll sendiri, maka siap-siap dengan biaya hidup minimum 3000 PLN/bulan (=720 Euro/bulan). Mahal ya? Percayalah, ini belum seberapa dibanding tinggal di negara Eropa Barat yang sudah menggunakan mata uang Euro. Miłego pobytu w Polsce 🙂

Yang Bengkok-Bengkok Dari Poland

Krzywy Domek, si Rumah Bengkok

Pernah dengar tentang “Crooked House” di Polandia? Kalau ada rencana berkunjung ke Gdansk, coba luangkan waktu untuk melihat (dan pastinya berfoto di depan) rumah bengkok itu. Dijamin nggak rugi, karena rumah yang facade depannya very quirky itu kabarnya adalah bangunan yang paling sering difoto di Polandia. Letaknya sebenarnya bukan di Gdansk, melainkan di Sopot, salah satu bagian dari Tri-City (Gdansk – Gydnia – Sopot).

Dalam bahasa Polish, rumah bengkok ini disebut “Krzywy Domek” (dijamin pusing baca kata pertamanya hehehe… Krzywy = bengkok, Domek = rumah). Bentuknya yang nyeleneh bagaikan gedung meleleh memang terinspirasi dari ilustrasi cerita dongeng yang digambar oleh Jan Marcin Szancer. Jendelanya mencong-mencong, pintunya berliku-liku, atapnya melengkung-lengkung, dindingnya tidak rata, pokoknya lucu deh. Sejak dibangun tahun 2004 oleh arsitek Szotynscy Zaleski, funhouse unik ini langsung menarik perhatian banyak orang dan tercatat sebagai salah satu bangunan modern teraneh di Eropa.

Polandesia di depan Krzywy Domek di Sopot Polandia

Waktu itu masih awal musim semi ketika saya berkunjung ke Polish Crooked House di Sopot ini, jadinya masih sepi… Coba kalau summer, ada tempat kongkow-kongkow di depan rumah bengkok ini.

Kalau luarnya aja sudah ajaib begitu, bagaimana dalamnya ya? Well, don’t judge a book by its cover, don’t judge a building by its facade only. Si rumah bengkok yang merupakan bagian dari shopping mall Rezydent dengan luas sekitar 4,000 sqm ternyata isi dalamnya nggak sespektakuler luarnya. Biasa aja, kayak mall pada umumnya. Ada berbagai toko, restoran, dan cafe dengan arsitektur yang lurus-lurus saja. Jadi jauh lebih menarik mengagumi tampak luarnya. Tetapi pemda Sopot tentunya tidak menyia-nyiakan popularitas bangunan lucu ini. The Crooked House ini sering dipakai sebagai tempat berbagai festival seni dan acara kebudayaan, bahkan ada “Wall of Fame”-nya dimana para seniman-seniman yang berpartisipasi dalam festival seni tersebut mengabadikan tanda tangannya.

Krzywy Domek ini mudah ditemukan karena terletak di pusat turis-nya Sopot, tepatnya di jalan Bohaterów Monte Cassino atau yang lebih dikenal oleh orang lokal sebagai jalan Monciak. Mau intip-intip dulu seperti apa rumah bengkok ini? Silakan berkunjung ke websitenya: www.krzywydomek.info

Krzywy Las, si Hutan Bengkok

Kalau rumah bengkok di atas jelas-jelas buatan manusia, ada satu lagi tempat bengkok di Polandia yang justru masih misterius bagaimana asal muasal terbentuknya. Untuk yang suka alam, pasti akan tertarik sama fenomena ini: the Crooked Forest alias Krzywy Las (las = hutan). Ini hutan unik banget, karena di dalamnya ada sekitar 100 pohon pinus yang bagian pangkal batangnya bengkok 90 derajat baru tumbuh lurus ke atas. Hah, seperti apa tuh maksudnya? Coba lihat gambarnya di bawah ini.

Hutan Bengkok di Gryfino Polandia

Krzywy Las, hutan bengkok di Gryfino, Polandia.

Ajaib ya? Dan bisa serempak gitu bengkoknya. Banyak teori yang muncul tentang deformasi pohon-pohon ini. Melihat lengkungannya yang seragam dan semuanya mengarah ke utara, banyak yang yakin bahwa pohon-pohon itu memang sengaja dibengkokkan oleh manusia. Kemungkinan besar oleh tukang kayu pada masa itu untuk membuat furnitur, tong, atau kapal. Tetapi bagaimana cara persisnya masih jadi pertanyaan. Ada juga teori-teori lain yang menyebutkan bahwa lengkungan pohon itu mungkin disebabkan oleh timpaan hujan salju yang berat, atau karena digilas tank Soviet yang melewati hutan itu ketika pohon-pohon tersebut masih sangat muda. Macam-macam sih teorinya. Diperkirakan pohon-pohon itu ditanam pada tahun 1930-an, dan luas hutannya sekarang sekitar 0.3 ha.

Namanya juga hutan, wajar bila letaknya terpencil sehingga harus niat kalau mau melihat hutan bengkok ini. Hutan ini terletak di desa Nowe Czarnowo, 4 km dari kota kecil Gryfino. Kota besar yang paling dekat daerah ini adalah Szczecin, sekitar 500 km barat laut dari Warsawa. Jadi dari Szczecin, baru kita ke Gryfino, lalu menuju ke Nowe Czarnowo dengan rute mengarah ke power plant “Dolna Odra”. Keterangan lebih lengkapnya bisa dilihat di http://www.gryfino.pl/WrotaGryfina/chapter_56734.asp Tertarik mengunjunginya? Jangan lupa kirim fotonya ke Polandesia ya kalau sudah pernah ke sana. Soalnya saya sejujurnya sudah takut duluan kalau disuruh jalan-jalan ke hutan, hehehe…

Obat dan Alkohol: Sama-sama 24 Jam

Kalau ada toko yang berani buka 24 jam, pasti karena pemiliknya yakin barang-barang yang dijualnya cukup penting dan sering dicari pelanggan sewaktu-waktu di luar jam buka regular. Contohnya di Indonesia: tidak jarang saya temui minimarket dan apotek yang buka seharian penuh. Biasanya minimarket semacam ini terletak di jalan besar yang ramai sepanjang waktu, sementara apotek 24 jam terletak di dekat RS besar.

Di Polandia juga begitu. Ada minimarket dan apotek yang buka 24 jam. Bahkan tidak hanya minimarket, ada juga hipermarket yang buka 24 jam di daerah dekat tempat tinggal saya di Warsawa, namanya TESCO. Hipermarket yang terletak di mall C.H Goclaw ini dibuka sekitar bulan Juni 2010, dengan iklan super besar yang bertuliskan “Zapraszamy na zakupy 7 dni w tygodniu przez 24 H/dobę” (yang artinya: Selamat berbelanja 7 hari dalam seminggu selama 24 jam/seharian). Pokoknya kalau lihat tulisan ‘dobę’ atau ‘całodobowe’ itu artinya seharian alias 24 Hours.

Bagaimana dengan apotek? Di Warsawa sangat mudah ditemukan apotek, cukup cari tulisan ‘APTEKA’. Tidak jarang di suatu jalan protokol ada beberapa apotek yang hanya terpisah beberapa ratus meter. Dari yang saya baca, di Polandia yang jumlah penduduknya sekitar 38 juta orang, ada sekitar 13,000 apteki (apteki adalah bentuk jamak dari apteka). Banyak ya? Di antaranya tentu ada yang buka 24 jam. Salah satunya di daerah Saska Kępa, di dekat lokasi KBRI Warsawa. Ada juga yang di area Metro Centrum. Bahkan di area dekat flat saya ada 2 apteka yang buka 24 jam.

Untuk yang masih terbatas bahasa Polandianya, memang sebaiknya sudah tahu dulu apa nama obat yang mau kita beli di apteka. Ini karena 1) apoteker Polandia seringnya nggak bisa berbahasa Inggris dan 2) semua obatnya ditaruh di belakang konter! Termasuk obat-obat OTC yang sifatnya bebas dijual. Ini berarti kita sebagai customer harus bilang dulu ke apotekernya mau beli obat apa, dan nanti si apoteker yang ambilin obat tersebut. Nah lho, repot banget kan kalau kita udah keburu bingung duluan apa bahasa Polishnya ‘sakit kepala’ atau ‘batuk-batuk’. Tapi kalau cuma flu, demam, sakit gigi ringan, atau pusing/sakit kepala yang obatnya cukup parasetamol sih, di Apteka bilang aja mau beli ‘Panadol’ (sama kok dengan Panadol di Indonesia).

Apteka 24 Jam di Polandia

“Apteka Calodobowa”: si apotek 24 Jam dan suasana belanja obat di dalam apotek tersebut.

Kalau yang buka seharian itu minimarket dan apotek, itu masih lumrah lah. Di Indonesia kan juga begitu. Yang unik, di Polandia ada lagi toko yang jamak buka 24 jam, yaitu ALKOHOLE! Jreng, dari namanya sudah ketebak dong itu toko jual apaan. Tul, minuman beralkohol. Mulai dari beer, wine, spirit, sampai vodka, lengkap dah. Nama tokonya bisa bervariasi: Alkohole, Sklep z alkoholami, Swiat Alkoholi, Alkohole Swiata (dibolak-balik aja nih namanya) tapi intinya sih jualan alkohol.

Setelah mengalami sendiri buruknya cuaca dingin saat winter di Polandia, memang bisa dimengerti sih kenapa alkohol tak terpisahkan dari kehidupan orang Eropa. Dinginnya menusuk ke tulang-tulang, nggak heran mereka butuh cairan yang ampuh untuk menghangatkan badan. Saya paling sering ketemu orang mabuk di Polandia kalau sudah musim dingin. Apalagi yang tuna wisma. Umumnya sih mereka cuma teriak-teriak, nyanyi-nyanyi, senyum-senyum sok akrab padahal nggak kenal, sampai berani nyapa kita dengan bahasa Polandia kumur-kumur. Tetapi kita cukup menjauh aja untuk menghindari mereka. Mereka nggak akan sampai ngejar-ngejar kok.

Tetapi di satu pihak memang tak terpungkiri bahwa tingkat alkoholisme orang Polandia termasuk tinggi, walaupun masih kalah dengan orang Jerman, Ceko, atau Irish. Dengan populasi 38 juta orang, tingkat konsumsi alkohol di Polandia adalah 8 Liter/100% per capita dengan proporsi 32% vodka, 16% wine dan 54% beer. Selain cuaca, pendorong lain tingginya alkoholisme adalah harga minuman beralkohol di Polandia yang cukup rendah dan mudahnya menemukan minuman itu. Satu botol beer 0,5 Liter merk Warka atau Tatra tidak sampai 2 Zloty (kurang dari Rp 6,000). Sementara vodka merk Sobieski dengan kemasan botol yang oke hanya sekitar 22 Zloty per 500 ml. Kalau masuk ke supermarket bahkan minimarket manapun di Warsawa, pasti saya melihat ada minuman beralkohol yang dijual bebas di situ. Apalagi dengan adanya toko-toko alkohol 24 jam. Intinya sih, alkohol bagian tak terpisahkan dari masyarakat Polandia. Jadi jangan kaget (dan jangan tergoda pula ya kalau memang pantang minum alkohol) kalau melihat di banyak tempat di Polandia terpampang besar-besar: ‘ALKOHOLE 24 H’.

Tuna Wisma dan Toko Alkohol di Polandia

A great photo shoot from photographer Marcin Borkowski. Tak jarang saya lihat kondisi seperti ini saat musim dingin di Warsawa. Tuna Wisma yang duduk-duduk atau tertidur di dekat toko alkohol 24 jam. Photo credit: http://fotoblog.borkowscy.pl