Category Archives: Wisata

Il Polacco di Monte Cassino Italiano

Musim panas 2011, Polandesian mengikuti paket tur wisata ke Italia dari agen perjalanan Polandia. Salah satu agenda di itinerary-nya  adalah mengunjungi Polski Cmentarz Wojskowy di Monte Cassino. Cmentarz? Kuburan? Lho, saya pikir di Monte Cassino mau sightseeing lihat kasino (asal nebak karena namanya mirip) ternyata malah diajak ziarah ke Pemakaman Militer Polandia. Jadilah saya takjub 2 kali: pertama karena ada momen ziarah di dalam paket summer holiday tour, dan kedua karena ternyata ada taman makam pahlawan Polandia di negara lain. Kalau saya ingat-ingat, Indonesia sendiri tidak punya makam militer di luar negeri.

Sebenarnya apa yang terjadi di Monte Cassino di Italia dan apa hubungannya dengan Polandia? Kalau sudah baca posting saya sebelumnya (Si Jasmine dan Si Poppy) pasti ngeh karena saya ceritakan di situ. Di bukit Monte Cassino ini ada biara (monastery) dari Benedictine Order yang ketika Perang Dunia II dicurigai dipakai oleh Jerman sebagai benteng pertahanannya. Pertempuran pun pecah antara Sekutu dan Jerman di tempat ini, yang dikenal sebagai “Battle of Monte Cassino” dan memakan waktu berbulan-bulan dari Januari sampai Mei 1944. Termasuk di dalamnya usaha Sekutu membombardir biara dengan 1.400 ton bom di mid-Februari, namun pasukan Jerman masih belum bisa ditaklukkan.

Barulah pada segmen terakhir di periode 11-18 Mei 1944, Jerman akhirnya menarik mundur pasukannya dan tentara Polandia yang bergabung dengan Sekutu berhasil menancapkan bendera di reruntuhan bukit Monte Cassino sebagai tanda kemenangan Sekutu. Perang memang selalu membuat kita susah membaca sejarahnya yang berlarut-larut, apalagi kalau merasakannya. Wikipedia mencatat ada 20.000 korban jiwa dari pihak Jerman dan 55.000 korban dari bala tentara Sekutu (AS, Inggis, Prancis, New Zealand, India, Polandia) dalam Battle of Monte Cassino ini, termasuk di dalamnya seribu tentara Polandia yang gugur pada seminggu pertempuran di bulan Mei 1944 itu.

Polish cemetery in Monte Cassino-3

Menghormati rekan-rekannya yang gugur, para tentara Polandia yang berhasil survive bahu-membahu membangun pemakaman yang layak di bekas tanah pertempuran. Dirancang oleh arsitek W. Hryniewicz dan J. Skolimowski, Polski Cmentarz Wojskowy diresmikan pada tanggal 1 September 1945 dan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi 1.051 tentara Polandia yang menjadi pahlawan Battle of Monte Cassino. Nama-nama mereka, pangkat, korps, tanggal lahir dan blad makam tertera rapi di papan informasi pemakaman dalam bahasa Polandia.

Catatan ini saya tuliskan setelah membaca berita Pangeran Harry berziarah ke Pemakaman Militer Polandia di Monte Cassino pada tanggal 18 Mei 2014 dalam rangka peringatan 70 tahun Perang Dunia II. Ternyata saya sudah pernah ke sana, meskipun karena ‘dipaksa’ oleh agenda tur yang saya ikuti. Bersama rombongan, pagi-pagi itu kami berangkat menuju Monte Cassino yang terletak sekitar 130 km tenggara dari kota Roma ibukota Italia. Dari kejauhan, di atas bukit sudah terlihat Biara Monte Cassino yang telah direkonstruksi ulang pada tahun 1960-an. Di jalan yang menuju ke atas bukit, menghadap ke Biara itulah terletak Cimitero militare polacco, pemakaman militer Polandia yang akan kami kunjungi. Polacco adalah bahasa Italia untuk Polandia.

Biara Monte Cassino yang terletak di atas bukit, terlihat dari Pemakaman Militer Polandia

Biara Monte Cassino yang terletak di atas bukit, terlihat dari Pemakaman Militer Polandia

Berbeda dengan suasana TPU biasa, taman makam ini bernuansa putih bersih, bersahaja, namun sekaligus kokoh. Saya menaiki anak tangga dan melihat makam-makam yang disusun rapi seperti bangku teater. Kebanyakan makam berbentuk salib yang menandakan si tentara adalah Katolik atau Protestan, tetapi ada juga yang berbentuk bintang Daud sebagai tanda si tentara adalah Yahudi Polandia. Pelataran diukir oleh lambang Polish Army dan di tengahnya ditempatkan makam Jenderal Władysław Anders, sang komandan yang memimpin pasukan Polandia di Battle of Monte Cassino 1944. Jenderal Anders sebenarnya meninggal di London tahun 1970, namun atas permintaan terakhirnya, dia dibaringkan di Monte Cassino ini bersama anak-anak buahnya dari II Polish Corps yang gugur dalam pertempuran tersebut.

Polish cemetery in Monte Cassino

Di pelataran itu, kami berkumpul dan mengheningkan cipta sesaat. Kemudian Pani Magda sebagai wakil dari rombongan tur kami meletakkan karangan bunga di makam Jenderal Anders sebagai tanda penghormatan. Suasana terasa haru. Semua orang menaruh hormat, termasuk peserta tur non-Polandia lainnya selain saya. Ada rasa patriotisme dan kemanusiaan yang bergema di taman makam pahlawan ini. Lalu diam-diam  ada rasa malu menyelinap di hati, karena selama di Indonesia saya bahkan belum pernah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata...

Yang Bengkok-Bengkok Dari Poland

Krzywy Domek, si Rumah Bengkok

Pernah dengar tentang “Crooked House” di Polandia? Kalau ada rencana berkunjung ke Gdansk, coba luangkan waktu untuk melihat (dan pastinya berfoto di depan) rumah bengkok itu. Dijamin nggak rugi, karena rumah yang facade depannya very quirky itu kabarnya adalah bangunan yang paling sering difoto di Polandia. Letaknya sebenarnya bukan di Gdansk, melainkan di Sopot, salah satu bagian dari Tri-City (Gdansk – Gydnia – Sopot).

Dalam bahasa Polish, rumah bengkok ini disebut “Krzywy Domek” (dijamin pusing baca kata pertamanya hehehe… Krzywy = bengkok, Domek = rumah). Bentuknya yang nyeleneh bagaikan gedung meleleh memang terinspirasi dari ilustrasi cerita dongeng yang digambar oleh Jan Marcin Szancer. Jendelanya mencong-mencong, pintunya berliku-liku, atapnya melengkung-lengkung, dindingnya tidak rata, pokoknya lucu deh. Sejak dibangun tahun 2004 oleh arsitek Szotynscy Zaleski, funhouse unik ini langsung menarik perhatian banyak orang dan tercatat sebagai salah satu bangunan modern teraneh di Eropa.

Polandesia di depan Krzywy Domek di Sopot Polandia

Waktu itu masih awal musim semi ketika saya berkunjung ke Polish Crooked House di Sopot ini, jadinya masih sepi… Coba kalau summer, ada tempat kongkow-kongkow di depan rumah bengkok ini.

Kalau luarnya aja sudah ajaib begitu, bagaimana dalamnya ya? Well, don’t judge a book by its cover, don’t judge a building by its facade only. Si rumah bengkok yang merupakan bagian dari shopping mall Rezydent dengan luas sekitar 4,000 sqm ternyata isi dalamnya nggak sespektakuler luarnya. Biasa aja, kayak mall pada umumnya. Ada berbagai toko, restoran, dan cafe dengan arsitektur yang lurus-lurus saja. Jadi jauh lebih menarik mengagumi tampak luarnya. Tetapi pemda Sopot tentunya tidak menyia-nyiakan popularitas bangunan lucu ini. The Crooked House ini sering dipakai sebagai tempat berbagai festival seni dan acara kebudayaan, bahkan ada “Wall of Fame”-nya dimana para seniman-seniman yang berpartisipasi dalam festival seni tersebut mengabadikan tanda tangannya.

Krzywy Domek ini mudah ditemukan karena terletak di pusat turis-nya Sopot, tepatnya di jalan Bohaterów Monte Cassino atau yang lebih dikenal oleh orang lokal sebagai jalan Monciak. Mau intip-intip dulu seperti apa rumah bengkok ini? Silakan berkunjung ke websitenya: www.krzywydomek.info

Krzywy Las, si Hutan Bengkok

Kalau rumah bengkok di atas jelas-jelas buatan manusia, ada satu lagi tempat bengkok di Polandia yang justru masih misterius bagaimana asal muasal terbentuknya. Untuk yang suka alam, pasti akan tertarik sama fenomena ini: the Crooked Forest alias Krzywy Las (las = hutan). Ini hutan unik banget, karena di dalamnya ada sekitar 100 pohon pinus yang bagian pangkal batangnya bengkok 90 derajat baru tumbuh lurus ke atas. Hah, seperti apa tuh maksudnya? Coba lihat gambarnya di bawah ini.

Hutan Bengkok di Gryfino Polandia

Krzywy Las, hutan bengkok di Gryfino, Polandia.

Ajaib ya? Dan bisa serempak gitu bengkoknya. Banyak teori yang muncul tentang deformasi pohon-pohon ini. Melihat lengkungannya yang seragam dan semuanya mengarah ke utara, banyak yang yakin bahwa pohon-pohon itu memang sengaja dibengkokkan oleh manusia. Kemungkinan besar oleh tukang kayu pada masa itu untuk membuat furnitur, tong, atau kapal. Tetapi bagaimana cara persisnya masih jadi pertanyaan. Ada juga teori-teori lain yang menyebutkan bahwa lengkungan pohon itu mungkin disebabkan oleh timpaan hujan salju yang berat, atau karena digilas tank Soviet yang melewati hutan itu ketika pohon-pohon tersebut masih sangat muda. Macam-macam sih teorinya. Diperkirakan pohon-pohon itu ditanam pada tahun 1930-an, dan luas hutannya sekarang sekitar 0.3 ha.

Namanya juga hutan, wajar bila letaknya terpencil sehingga harus niat kalau mau melihat hutan bengkok ini. Hutan ini terletak di desa Nowe Czarnowo, 4 km dari kota kecil Gryfino. Kota besar yang paling dekat daerah ini adalah Szczecin, sekitar 500 km barat laut dari Warsawa. Jadi dari Szczecin, baru kita ke Gryfino, lalu menuju ke Nowe Czarnowo dengan rute mengarah ke power plant “Dolna Odra”. Keterangan lebih lengkapnya bisa dilihat di http://www.gryfino.pl/WrotaGryfina/chapter_56734.asp Tertarik mengunjunginya? Jangan lupa kirim fotonya ke Polandesia ya kalau sudah pernah ke sana. Soalnya saya sejujurnya sudah takut duluan kalau disuruh jalan-jalan ke hutan, hehehe…

Legenda Syrenka, Si Duyung Penjaga Kota

Manneken Pis dan Little Mermaid. Photo credit: wikipedia

Eropa mempunyai banyak iconic statues yang unik, lucu, dan seru. Unik karena sampai dijadikan maskot atau simbol kota (baik resmi atau tidak resmi), lucu karena bentuknya ‘fantasi’ banget, dan seru karena banyak mitos atau legenda di belakangnya. Di Brussel, ada “Manneken Pis – itu lho, patung anak kecil yang sedang pipis. Itu patung kayaknya wajib banget didatangi kalau mau dibilang sudah sah menginjak ibukota Belgia. Padahal ya ampun, setelah didatangi ternyata patungnya kuecil (jauh lebih kecil dari bayangan, wong cuma 61 cm!), letaknya di hook jalan, dan dibatasi pagar pula. Untung letaknya masih di area Grand Place (Grote Markt) yang memang merupakan square wisata paling terkenal di Brussel.

Contoh lainnya adalah patung “Little Mermaid” di Copenhagen, ibukota Denmark. Pasti waktu kecil pernah dengar cerita atau nonton film kartun Little Mermaid kan? Itu kisahnya tentang putri duyung yang jatuh cinta dengan manusia sehingga rela meninggalkan kerajaan duyung di bawah air dan berubah menjadi manusia demi mendapatkan cinta sang pangeran. Aslinya dongeng tersebut adalah karya Hans Christian Andersen, penulis cerita anak yang terkenal dari Denmark. Saking populernya fairytale tersebut, patung Little Mermaid (yang juga tidak besar-besar amat, cuma 1.25 meter) yang terletak di pelabuhan Kopenhagen di Langelinie telah menjadi icon kota Copenhagen dan obyek wisata terkenal.

Bagaimana dengan Warsawa, ibukota Polandia? Punya juga, dan ternyata iconic statue-nya Warsawa juga berbentuk putri duyung! Bedanya, kalau putri duyung Copenhagen terduduk lesu seperti sedang merenungi nasibnya, putri duyung Warsawa tegap perkasa mengacungkan pedang layaknya seorang ksatria. Perbedaan lainnya: dalam dongeng asli H.C Andersen si putri duyung tidak punya nama (baru di film animasi Disney tahun 1989 putri duyung tersebut diberi nama Ariel), sementara putri duyung Warsawa bernama Syrenka. Nama itu berasal dari bahasa Polandia yang berarti ‘little mermaid‘ 🙂 Dari tinjauan bahasa, Syrenka adalah bentuk diminutif dari Syrena yang berarti mermaid (duyung) dalam bahasa Polandia.

Legenda Syrenka, Sang Putri Duyung Warsawa

Sama seperti maskot kota lainnya, Syrenka juga mempunyai legenda bahkan dalam beberapa versi. Berikut ini kisahnya yang paling terkenal. Si putri duyung berenang dari Laut Baltik lalu muncul di pinggir sungai Vistula di Warsawa untuk beristirahat. Karena suasana di tempat itu begitu indah, si duyung memutuskan untuk tinggal di sana. Beberapa waktu kemudian, para nelayan setempat menyadari bahwa ada sesuatu yang telah mengacaukan arus sungai, merobek jaring mereka dan melepaskan ikan-ikan di dalamnya. Ternyata si duyunglah yang membuat tangkapan mereka kabur. Para nelayan akhirnya menangkap si duyung dan bermaksud menghukumnya. Namun ketika mereka mendengar nyanyian si duyung, mereka terpukau dengan suaranya yang indah lalu membiarkannya hidup.

Lambang (coat of arms) kota Warsawa - Polandia

Kabar mengenai si duyung yang hidup di sungai Vistula ini kemudian didengar oleh seorang pedagang licik. Dia sadar si duyung bisa menghasilkan banyak uang bila dipamerkan di pekan raya atau pasar malam, maka timbul niat jahatnya untuk menculik si duyung. Si pedagang licik kemudian berhasil menangkap si duyung lalu memerangkapnya di sebuah kandang tanpa air sedikitpun. Si duyung pun menangis minta tolong. Tangisannya didengar oleh seorang anak nelayan di daerah itu. Bersama-sama dengan orang sekampungnya, dia lalu menolong si duyung agar bebas. Sebagai tanda terimakasih, si duyung bersumpah dia akan selalu berusaha melindungi si penyelamat dan keturunannya apabila diperlukan. Sejak itulah, dengan pedang dan perisai, Syrenka sang duyung siap melindungi Kota Warsawa dan para penghuninya.

Sebenarnya legenda Syrenka ini sudah ada sejak abad ke-15, namun semakin populer dengan diresmikannya Syrenka sebagai lambang atau coat of arms kota Warsawa pada tahun 1938. Jadi jangan heran kalau kalian banyak melihat imaji putri duyung di berbagai tempat di Warsawa, misalnya pada fasad bangunan, patri kaca jendela, gapura, lampu jalanan, jembatan, ataupun di bodi semua kendaraan umum dan taksi resmi kota Warsawa.

Dimana Mencari Syrenka?

Ada beberapa patung Syrenka di Warsawa. Yang paling terkenal terletak di Warsaw Old Town Square, jadi mudah sekali untuk menemukannya. Patung ini telah berumur lebih dari 150 tahun karena dibuat oleh pematung Konstanty Hegel pada tahun 1855. Sama seperti patung Little Mermaid yang sekarang ada di pelabuhan Copenhagen, patung Syrenka di Warsaw Old Town ini pun merupakan patung tiruan karena patung yang asli sering mengalami vandalisme atau dirusak oleh tangan-tangan jahil. Jadi patung yang asli sudah dipindahkan ke tempat lain supaya lebih terlindungi.  Dipindahkannya ke mana? Ke Historical Museum of Warsaw. Tapi percaya deh, pastinya lebih keren berfoto di depan patung Syrenka di Old Town Square daripada di dalam museum 🙂

Selain itu, yang juga terkenal adalah patung Syrenka di pinggir sungai Vistula dekat jembatan Świętokrzyski, tepatnya di jalan ‘Wybrzeże Kościuszkowskie’ (busyet, susah banget ya nama jalannya? Udah deh, pokoknya ingat saja patung putri duyung di pinggir sungai). Menurut saya patung ini lebih keren, karena lokasinya sesuai banget dengan legendanya. Ukuran patungnya pun sangat besar dengan tinggi 20 meter, dibuat oleh pematung Louise Nitschowa pada tahun 1939 dari bahan perunggu. Kalau cuaca sedang cerah, bagus sekali kalau bisa berfoto di sini.

Syrenka, si putri duyung Warsawa. Kiri: di Old Town Square, kanan: di pinggir sungai Vistula

Itulah sekelumit catatan tentang putri duyung Warsawa, sebuah mitos yang telah menjadi lambang resmi ibukota Polandia. Jadi kalau berkunjung ke Warsawa, sempatkan mengunjungi dan berfoto di depan Syrenka ya. Itu bukan patung mesum kok, tetapi memang icon kota Warsawa yang terkenal.

Penginapan Murah di Warsawa, Ada Tidak Ya?

Untuk yang sedang mencari tempat penginapan yang terjangkau di Warsawa, mungkin catatan berikut ini bisa membantu. Saya sendiri belum pernah menginap di hotel ataupun hostel yang disebutkan di bawah ini, jadi saya merekomendasikannya hanya berdasarkan lokasi dan harganya saja. Mengenai masalah harga per kamarnya, yaahh… namanya juga Eropa, semurah-murahnya ya tetap saja bikin sesak kalau dikurskan ke rupiah. Jadi saya tidak bisa bilang murah, istilah yang cocok memang “terjangkau” alias relatif lebih rendah harganya bila dilihat kestrategisan lokasi dan fasilitas yang disediakan hotel tersebut.

Kalau dana akomodasi tidak menjadi batasan, pastinya mudah saja memilih hotel-hotel berbintang 5 atau 4 di Warsawa ini. Tetapi kalau kamu sampai bela-belain browsing lalu menemukan catatan saya ini, nah kemungkinan besar itu karena yang dicari adalah tempat penginapan ‘murah’, yang di Eropa ini sering disebut dengan istilah hotel kelas turis (Polish: hotel klasy turystycznej) alias hostel 🙂 Apalagi untuk anak-anak muda yang ingin Euro-trip dengan cara backpacking, tentunya perlu tahu bocoran info seperti ini.

Okay deh, ini dia daftarnya. Tentunya saya pilih yang lokasinya di area strategis, yaitu di distrik Srodmiescie atau Praga Poludnie (baca catatan saya sebelumnya: Mengenal Distrik-distrik Terkenal di Warsawa). Oh ya, untuk hostel, reservasi online bisa dilakukan via situs hotel tersebut atau via portal-portal seperti hostelworld.com atau booking.com

HOSTEL KROKODYL

Situs dan reservasi online: www.hostelkrokodyl.com (informatif, ada versi bahasa Inggrisnya)

Lokasi: ul Czapelska 24, distrik Praga Poludnie. Strategis dan mudah kendaraan umumnya! Dari Centrum atau stasiun KA utama Warsawa (Dworzec Warszawa Centralny) tinggal naik tram no 9 atau 24 turun di halte ‘Wiatraczna’. Kalau dari bandara Chopin Warsaw, tinggal naik bus no 188 dan juga turun di halte ‘Wiatraczna’. Hostel ini juga dekat dengan Stadion Nasional Warsawa (Stadion Narodowy) tempat pertandingan EURO 2012, untuk menuju ke sana cukup naik tram no 9 atau 24 dan turun pas di depan stadion tersebut.

Harga: cocok banget bila dana terbatas. Tetapi seperti hostel-hostel pada umumnya, harga ini tidak termasuk breakfast ya. Untuk kamar pribadi (private rooms) hanya ada 5 buah, jadi sebaiknya reservasi dulu bila ingin mengambil kamar tipe itu. Kalau kamar asrama modelnya memakai tempat tidur tingkat, dan kamar mandi ada di luar alias sharing dengan penginap yang lain, nah beneran kayak asrama kan?

–          Kamar pribadi dengan double bed dan kamar mandi dalam: 160 PLN
–          Kamar pribadi dengan 2 single bed dan kamar mandi sharing: 150 PLN
–          Kamar asrama dengan 4 tempat tidur (4-bedded dorm): 60 PLN/orang
–          Kamar asrama dengan 6 tempat tidur (6-bedded dorm): 50 PLN/orang

Fasilitas: parking, bar (small café), dan ada free wi-fi juga.. Lumayan tidak perlu ke warnet 🙂

 

HOSTEL KANONIA

Situs dan reservasi online: www.kanonia.pl (informatif, ada versi bahasa Inggrisnya)

Lokasi: ul. Jezuicka 2, di tengah-tengah Warsaw Old Town, distrik Srodmiescie. Sangat strategis karena hostel ini memang terletak di area Warsaw Old Town (30 m dari Old Town Square, dekat bel besar di jalan Kanonia).

Fasilitas: ada wi-fi! Yang lainnya standar hostel, tidak dapat breakfast bahkan tidak ada area parkir (namanya juga di Old Town, area parkirnya sangat terbatas). Bagi yang mau menginap lebih dari 3 malam dan ingin privacy lebih, sebaiknya pesan private apartment lengkap dengan kamar mandi dan dapur ke pengelola Hostel Kanonia ini. Apartemen tersebut letaknya masih di wilayah Old Town, 200 m dari hostelnya. Untuk yang mau berwisata dengan pasangan atau anak-anak, sepertinya ini pilihan yang tepat. Tetapi jangan heran ya kalau kamar hostel dan apartemennya agak sempit dan bangunannya terkesan kuno, namanya juga property di Kota Tua.

Harga: ada range harga, dimana lebih mahal pada saat peak season (Mei – Oktober) dan saat weekend.

–          Kamar untuk 2 orang dengan kamar mandi dalam: 140 – 220 PLN (37 – 58 Euro)
–          Kamar untuk 3 orang dengan kamar mandi dalam: 150 – 270 PLN (39 – 71 Euro)
–          Kamar untuk 4 orang dengan kamar mandi dalam: 160 –  300 PLN (42 – 78 Euro)
–          Kamar asrama dengan 8 tempat tidur: 30 – 60 PLN (8 – 16 Euro) per orang

Sesuai keterangan di situsnya, harga di atas tidak berlaku pada saat musim pertandingan Piala Eropa EURO 2012. Jadi untuk yang ingin pesan kamar di hostel ini untuk bulan Juni 2012, sebaiknya email dulu untuk tanya harga khusus di bulan itu (pastinya lebih mahal sih).

 

HOSTEL HELVETIA dan HELVETIA LUXY

Situs dan reservasi online: www.hostel-helvetia.pl (informatif, ada bahasa Inggrisnya)

Lokasi: ul. Sewerynow 7 di distrik Srodmiescie, sangat dekat dengan Old Town dan kampus Universitas Warsawa. Dari bandara Chopin ataupun stasiun KA sentral Warsawa (Dworzec Warszawa Centralny) cukup naik bus 175 turun di halte “Uniwersytet”; ini adalah halte di depan kampus Universitas Warsawa. Lalu jalan balik sekitar 100 meter sampai ketemu patung Copernicus (bentuknya seseorang yang sedang memegang globe), nah hostelnya sudah kelihatan deh di belakangnya.

Harga: harus cek langsung di websitenya karena berfluktuasi sesuai season dan tergantung ketersediaan pada tanggal yang dimaksud. Bahkan sesuai keterangan di situsnya, pemesanan kamar untuk saat pertandingan Piala Eropa EURO 2012 (Juni 2012) harus dibayar di muka dan non-refundable. Wah wah… sepertinya memang semakin hari semakin banyak orang yang mencari penginapan untuk menonton EURO 2012 ya.

Sebagai gambaran, hostel Helvetia ini mempunyai tipe kamar:

–          Kamar dengan double bed atau 2 twin bed dan kamar mandi dalam, sekitar 180 PLN
–          Kamar untuk 3 orang dengan kamar mandi dalam: sekitar 200 PLN
–          Kamar asrama dengan 6 tempat tidur: sekitar 50 PLN /orang
–          Kamar asrama dengan 8 tempat tidur: sekitar 45 PLN /orang

Fasilitas: harga kamar di sini sudah termasuk breakfast lho, non-smoking area, dan pastinya ada free wi-fi! Selain itu, bagi yang menginginkan standar lebih tinggi, lebih baik memilih Helvetia Luxy (masih di area yang sama). Ini pilihan yang lebih bagus untuk kamu yang ingin privacy, longer stay, juga lebih nyaman untuk bisnis. Keterangan lengkap bisa dibaca di situs di atas.

HOSTEL SMOLNA 30

Situs dan reservasi online: www.hostelsmolna30.pl  (informatif, ada bahasa Inggrisnya)

Lokasi: ul Smolna 30, distrik Srodmiescie tetapi sudah berbatasan dengan distrik Praga Poludnie. Sangat strategis dan banyak sekali dilewati kendaraan umum! Dari Centrum atau stasiun KA sentral Warsawa (Dworzec Warszawa Centralny) tinggal naik tram no 7, 8, 9, 24, 25 atau bus no 117, 507 yang melewati halte “Muzeum Narodowy”. Kalau mau ke Old Town, dari hostel ini tinggal naik bus no 111 atau 180. Kalau mau ke Stadion Nasional sepakbola tinggal naik tram 9, 24, 25 ke Rondo Waszyngtona. Intinya, strategis sekali!

Harga:  jangan heran melihat harga kamar di hostel ini yang sangat terjangkau! Hostel Smolna ini memang sangat terkenal di kalangan remaja dan pelajar. Bahkan sering rombongan SD dan SMP dari luar kota,misalnya sedang field trip ke Warsawa, menginap di youth hostel ini.

–          Kamar untuk 1 orang (single room): 85 PLN
–          Kamar untuk 2 orang (double room): 75 PLN/orang
–          Kamar untuk 3 orang (triple room) : 65 PLN/orang
–          Kamar untuk 4 orang  : 60 PLN/orang

Fasilitas: sangat standar, tidak ada wi-fi. Cocok bila kamu butuh tempat penginapan murah di tengah kota hanya untuk ‘numpang tidur’.

***

Untuk hotel-hotel bintang 1 atau bintang 2 di Warsawa, setelah saya lihat-lihat, dari segi lokasi malah kurang strategis. Memang ada yang masih di tengah kota (di distrik Srodmiescie), tetapi posisinya tidak dilewati kendaraan umum atau jauh dari halte bus/tram. Lah, kan jadinya nyusahin untuk para penginap yang tidak bawa/sewa mobil, padahal harga kamarnya sudah lebih mahal daripada hostel. Contohnya hotel Etap di area Solec, atau hotel Logos di area Powisle. Selain itu, saya juga sebal melihat situs hotelnya yang kurang informatif, jadi sekalian saja tidak saya rekomendasikan di sini.

Alhasil pilihan selanjutnya untuk hotel di area strategis adalah hotel bintang 3, 4, dan 5. Untuk hotel bintang 3, yang jadi rekomendasi saya adalah:

HOTEL METROPOL (bintang 3)

Situs dan reservasi online: www.hotelmetropol.com.pl

Lokasi: ul. Marszałkowska 99a, tepat di depan gedung Palace of Culture and Science, berseberangan dengan hotel Novotel Centrum. Sangat strategis, tepat di Centrum, dan dilewati oleh berbagai kendaraan yang lalu lalang!

Harga: untuk single dan double room, harga berkisar 50 – 130 Euro tergantung season. Bila pesan jauh-jauh hari bisa dapat harga lebih murah.

Fasilitas: parking, restaurant, Metro Jazz Bar & Bistro, wi-fi. Puas deh!

Semoga membantu ya untuk yang sedang mencari-cari tempat penginapan di Warsawa…

Mengintip Foto-foto Tua di Fotoplastikon

Saat ini kita hidup di era modern. Yang namanya kecanggihan teknologi itu bukan sesuatu yang aneh lagi untuk kita, termasuk dengan segala konsekuensinya: macet, polusi, keranjingan FB, sms penyedot pulsa (sekarang lagi heboh kan?), dll. Kadang-kadang penasaran juga ingin tahu seperti apa suasana suatu kota di masa lampau. Saya ingat beberapa tahun lalu saya pernah lihat foto-foto Djakarta tempo dulu. Wah, takjub deh melihat dahulu taman Monas tertata dengan indah, rapi dan bersih (sekali lagi, dahulu…), bahkan di zaman baheula Batavia sudah punya tram sebagai salah satu sarana transportasi publiknya. Lah, sekarang kok malah mundur?

Di Warsawa ada tempat yang cocok kalau kamu ingin melihat suasana kota-kota di Eropa termasuk Warsawa di masa lalu. Namanya “Fotoplastikon”. Dilihat dari nama depannya, bisa ditebak ini ada hubungannya dengan foto, tetapi ‘plastikon’… hmm, apa ini ada sangkut pautnya dengan plastik? Nah, mari kita kenalan dulu dengan teknologi sinema jadul yang menarik ini. Soalnya baru di sini juga saya tahu apa yang namanya Fotoplastikon ini.

Fotoplastikon adalah teknologi sinema foto abad 19 yang menampilkan foto-foto stereoscopic 3 dimensi. Stereoskopik sendiri adalah teknik untuk menghasilkan ilusi kedalaman dengan menggunakan sepasang foto stereo (jadi selalu ada 2 foto: satu untuk mata kiri dan satu untuk mata kanan), dimana bila pasangan foto tersebut dilihat secara bertampalan akan menghasilkan ilusi kedalaman atau efek 3 dimensi. Memang saat ini fungsi plastikon telah tergantikan dengan kamera dan teknologi film yang semakin maju. Tetapi pada akhir abad 19 sampai awal abad 20, fotoplastikon merupakan alat yang sangat popular untuk melihat foto-foto 3 dimensi, terutama bila foto tersebut berasal dari belahan dunia yang jauh dari Eropa dan masih asing.

Teknologi buatan bangsa Jerman ini bentuknya unik deh, yaitu sebuah drum set besar dengan 24 teropong di seputar badannya. Nah lewat teropong ini, kita bisa melihat 48 buah foto 3D yang diputar bergantian. Bergantian di sini maksudnya fotonya yang mutar sendiri (tepatnya diputar oleh si rotating drum). Foto-fotonya umumnya hitam putih, tapi ada juga yang sudah berwarna. Satu sesi pertunjukan (yaitu melihat 48 foto tersebut) memakan waktu 20 menit. Tidak lama, tapi juga tidak terlupakan. Apalagi pada saat mengintip foto-foto, diputar juga musik soundtrack (umumnya jazz) sesuai tema foto hari itu.

Di seluruh dunia, tidak banyak fotoplastikon yang masih berfungsi sempurna. Jadi tak heran bila Fotoplastikon di Warsawa (Fotoplastikon Warszawski) termasuk unik karena merupakan satu-satunya fotoplastikon di Polandia yang masih bisa dinikmati oleh publik. Penasaran ingin tahu tempatnya? Well, dia terletak di lokasi yang strategis tapi tersembunyi. Ada di seberang Palace of Culture (jadi ada di pusat kota nih) tepatnya di ul. Jerozolimskie 51, tetapi dari jalan raya tidak kelihatan papan namanya. Jadi kalau sudah ketemu gedung nomor 51, kita harus masuk ke dalam pekarangan atau courtyard gedung apartemen di depannya (yang mana itu gedung sudah tua dan agak creepy). Nah setelah masuk baru deh kelihatan ada papan petunjuk Fotoplastikon. Tempatnya megah ya? Wah, jauh dari bayangan… tempatnya kecil, simple dan jadul, tetapi punya karakter tersendiri.

Tiap hari foto-foto yang ditampilkan punya tema yang berbeda-beda. Maklum, koleksi foto di Fotoplastikon Warszawski ada lebih dari 3.000 foto dari seluruh dunia, termasuk foto-foto pembukaan Terusan Suez, ekspedisi Spitzbergen, sisi unik dari negara Jepang, foto-foto kota Paris dan Moskow di masa lampau, sampai tentunya gambar-gambar kota Warsawa sebelum perang. Fotoplastikon ini sudah berdiri sejak tahun 1905 (wih, berarti usianya 1 abad lebih) dan hebatnya telah bertahan melewati berbagai perang yang memporakporandakan Warsawa. Konon kabarnya Fotoplastikon Warszawski ini adalah tempat pertemuan bagi gerakan bawah tanah Polandia pada masa perang dan tempat pertemuan kaum intelektual pada era komunisme.  Memang benar masuk sini membawa kita kembali ke masa lalu.

Mungkin karena tempatnya kecil, tiket masuknya cuma 4 zloty (1 Euro). Bahkan asyiknya kalau hari Minggu kita boleh masuk gratis dimana foto-foto yang ditampilkan adalah foto Warsawa pada masa sebelum perang (pre-war Warsaw). Needless to say, pertama kali saya coba masuk Fotoplastikon adalah pada hari Minggu, hahaha.. So, sempatkan mampir di tempat ini bila kamu sudah berada di dekat Palace of Culture di Warsawa. Palace of Culture-nya sih nggak usah dimasuki, lebih bagus dilihat dan difoto dari jauh aja. Kalau masuk Fotoplastikon, nah ini baru saya rekomen apalagi kalau kamu suka fotografi dan sinema.

Polandesian Masuk Istana Presiden!

Akhirnya, setelah 2 tahun lebih tinggal di Warsawa, Polandesian bisa juga masuk istana Presiden Polandia! 🙂 Wow, kok bisa? Memangnya diundang acara apa sama Presiden Bronisław Komoroswki? Kan tidak sembarang orang bisa masuk Istana Presiden? Eits, tenang dulu… Polandesian tidak dapat undangan apa-apa dan tidak juga bertemu dengan Presiden Polandia saat ini. Hanya saja, di satu hari spesial di pertengahan bulan Mei ini, Istana Kepresidenan Polandia membuka pintu lebar-lebar untuk dikunjungi oleh masyarakat umum. Publik boleh masuk ke dalam istana tanpa ada undangan, cukup dengan menunjukkan ID Card saja. Yang unik, open house ini digelar bukan dalam rangka perayaan kenegaraan atau keagamaan, namun dalam rangka budaya yaitu memeriahkan acara Noc Muzeow atau Night of Museums.

Apa sih Night of Museums itu? Kalau diterjemahkan kan berarti “Malamnya Museum”, apa memang museum buka malam-malam pada hari itu? Yap… memang begitu adanya! Night of Museums memang merupakan acara budaya di Eropa dimana berbagai museum dan institusi budaya terbuka untuk dikunjungi publik dari senja hingga lewat tengah malam. Tujuannya tentu agar masyarakat umum lebih mengenal dan lebih akrab dengan tempat-tempat budaya tersebut. Kan sesuai kata pepatah “tak kenal maka tak sayang”. Dan mungkin supaya lebih disayang, pada waktu Night of Museums ini, pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk alias gratis! Dari yang saya perhatikan, nggak Asia, nggak Eropa, dengar gratisan pasti semangat deh… 🙂

Antrian di depan Chopin Museum saat Noc Muzeow 2011 di Warsawa

Terus terang, saya kagum sekaligus iri ketika tahu bahwa Night of Museums ini adalah hasil pemikiran dan inisiatif bangsa Eropa yang terbilang belum lama (baru dimulai pada tahun 90-an) namun sangat terorganisir, diadakan setiap tahun di pertengahan musim semi, dan disambut secara antusias oleh masyarakatnya. Pikiran saya, orang-orang Eropa ini kok rela ya ngantri malam-malam cuma untuk masuk museum? Tapi di lain pihak, museum-museum di Eropa memang ‘niat’ banget  (pelayanannya profesional, isinya berkualitas, bahkan bisa jadi obyek wisata edukasi yang menarik), tidak seperti museum di Indonesia yang kadang terlihat ‘seadanya’ atau sering macet karena terbentur masalah dana, hiks…

Kegiatan ini pertama kali diadakan di Berlin, Jerman pada tahun 1997 dengan nama Lange Nacht der Museen, yang artinya Long Night of Museums, dan terbilang sangat sukses. Sejak itu, jumlah museum, galeri, institusi budaya yang berpartisipasi dalam kegiatan ini meningkat secara drastis, dan kini telah menyebar ke lebih dari 120 kota di benua Eropa. Selain di Jerman, kegiatan “Malam Museum” sekarang ini juga rutin digelar di Paris-Perancis (La Nuit des Musées), Amsterdam-Belanda (Museums-n8), Austria, Italia, Swiss, Budapest-Hungaria (Múzeumok Éjszakája), Kroasia (Noć muzeja), Praha-Ceko (Pražská muzejní noc), Bulgaria, Rusia, Rumania, dan tentunya Polandia (Noc Muzeów). Kepopuleran kegiatan ini pun telah menginspirasi negara lain di luar Eropa misalnya Argentina yang sejak tahun 2004 menggelar La Noche de los Museos di Buenos Aires; dan Pilipina yang mengadakan Gabii sa Kabilin (yang artinya Night of Heritage) di kota Cebu sejak tahun 2007. Keterangan lebih lanjut bisa dilihat di wikipedia.

Poster Noc Muzeow 2011

Di Polandia sendiri, Malam Museum atau yang disebut Noc Muzeów ini mulai diadakan sejak tahun 2003 di kota Poznań (Poznań terletak di pinggir Polandia yang berbatasan dengan Berlin, Jerman). Di tahun 2011 ini, ada 5 kota besar di Polandia yaitu Warsawa, Krakow, Poznań, Wrocław dan Łódź yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mau tahu lebih lengkap tentang program acara di masing-masing kota? Silakan cek situs www.noc-muzeow.pl, sayangnya hanya dalam bahasa Polandia.

Coba lihat poster Noc Muzeów untuk tahun 2011 ini (lihat gambar sebelah). Unik tapi juga serem-ngeri gimana gitu… Siapa sih wanita yang digambarkan sedang menguap itu? Ah, ternyata beliau adalah Maria Skłodowska-Curie, pemenang Nobel Kimia yang berasal dari Polandia. Beliau jadi figure untuk acara tahun ini karena kebetulan tahun 2011 ditetapkan oleh PBB sebagai “International Chemistry Year” dan sekaligus memperingati 1 abad diraihnya Nobel Kimia oleh Madame Curie.

Karena saya tinggalnya di Warsawa, saya mau sharing tentang suasana Malam Museum yang saya alami di ibukota Polandia ini. Tanggal yang dipilih tepat banget, 14 Mei, malam minggu. Yang jelas heboh banget, karena  ada lebih dari 200 institusi yang bisa dikunjungi di malam ini, mulai dari berbagai museum, galeri seni, pusat-pusat kebudayaan, Palace of Culture, juga tempat-tempat ibadah (gereja dan sinagoga). Bahkan ada beberapa tempat yang sebenarnya kurang berhubungan dengan kebudayaan yaitu Istana Kepresidenan (Pałac Prezydencki), Gedung Parlemen (Sejm), Bursa Efek Warsawa (Giełda Papierów Wartościowych w Warszawie) sampai Markas Garnisun Warsawa (Dowództwo Garnizonu Warszawa) ikut ambil bagian dalam acara ini. Nggak heran suasana kota Warsawa di tanggal 14 Mei 2011 (malam mingguan nih) terasa jauh lebih crowded dan hidup, beda sekali dengan biasanya. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak bahkan yang masih bayi pun turut diajak menikmati event malam ini. Suasananya pun jadi sedikit mirip Jakarta Fair, minus pedagang kaki lima dadakan 🙂

Tahun ini saya berniat banget memasuki Istana Kepresidenan dan Gedung Parlemen. Kapan lagi kan? Tahun lalu saya nggak ngeh bahwa dua pusat pemerintahan tersebut terbuka untuk publik saat Malam Museum. Di buku acara, tertulis open house Istana Kepresidenan dimulai pkl 19:00. Polandesian datang setengah jam sebelumnya, namun oh la la.. antrian sudah lebih dari 2 km! Panjang buanget! Ternyata banyak banget orang Polandia yang berniat sama, bahkan katanya antrian sudah dimulai dari pkl 5 sore! Walah, maunya Malam Museum kok jadi Malam Antrian..

Antrian puanjaang di depan Istana Kepresidenan Polandia saat Malam Museum, 14 Mei 2011

Setelah sabar menunggu (satu jam lebih), akhirnya bisa juga masuk. Namun terlebih dahulu harus melewati pemeriksaan yang ketat di pintu masuk. Pengunjung harus menunjukkan picture ID, melewati metal detector, dan tas besar atau ransel pun diperiksa isinya apakah terdapat benda tajam yang membahayakan. Sekitar 20 pengunjung lalu digabung menjadi satu grup dan dipandu oleh seorang staf Istana yang menjelaskan isi istana dalam bahasa Polandia. Dasar niatnya emang mau lihat-lihat dan foto-foto di dalam Istana, saya jadi nggak dengerin apa kata si pemandu (dan nggak ngerti juga sebenarnya dia ngomong apa :D). Untungnya diperbolehkan berfoto di dalam Istana, tetapi harus tanpa lampu kilat! Yang dibuka untuk umum ternyata hanya lantai dasar, itu pun tidak semua ruangan. Selain ruangan meja bundar untuk rapat, beberapa ruangan untuk jamuan makan, ruang dengan interior ksatria besi dan lembing, ada juga kapel kecil di dalam Istana ini. Di bawah ini beberapa foto sebagai oleh-oleh berkunjung ke Istana Kepresidenan Polandia.

Kesan saya, Pałac Prezydencki di Warsawa ini lebih cantik dilihat dari luar ketimbang masuk di dalamnya. Setelah masuk, ternyata isinya tergolong biasa-biasa saja untuk ukuran istana, kalah mewah dibandingkan interior Royal Castle atau Wilanow Palace. Nggak tahu deh kalau dibandingkan dengan Istana Presiden di Jakarta, malah belum pernah masuk ke situ 🙂 Dari segi arsitektur, Istana Kepresidenan Polandia ini bergaya neoklasik dan sejak tahun 1818 telah digunakan sebagai gedung pemerintahan. Dari segi sejarah, istana ini menjadi tempat disusunnya Konstitusi Polandia-Lithuania tahun 1791, ditandatanganinya Pakta Warsawa tahun 1955 dan Perjanjian Warsawa antara Jerman Barat dan Polandia tahun 1970, serta Perundingan Meja Bundar antara Pemerintahan Komunis dan Tokoh Solidaritas tahun 1989. Wah, memang tempat ini bersejarah banget ya untuk bangsa Polandia.

Sebelumnya, Pałac Prezydencki ini memang menjadi kediaman atau tempat tinggal resmi Presiden Polandia. Namun sejak  Presiden Bronisław Komorowski menjabat (tahun 2010), tempat ini ‘hanya’ menjadi tempat kerja resmi Presiden dan berbagai pertemuan kenegaraan. Beliau sendiri saat ini tinggal di Istana Belvedere, yang sebelumnya menjadi wisma tamu-tamu penting kenegaraan. Kalau kamu lihat, di halaman depan Istana Kepresidenan Polandia ada patung ksatria berkuda (equestrian statue); itu adalah patung Józef Poniatowski, jenderal terkenal dari Polandia yang menjadi Marshall of France di bawah Napoleon. Nah, nggak kebayang kan, lagi ngomongin Istana Kepresidenan Polandia jadinya bisa nyambung ke eranya Napoleon sang panglima Prancis. Ribetnya sejarah Eropa… 🙂

Panduan Lengkap Jalan-jalan Ke Krakow

Ini pesan saya: kalau kamu cuma punya waktu (dan dana) terbatas untuk jalan-jalan ke Polandia, pilihlah mengunjungi Krakow! Serius, di kota inilah terpadu keindahan budaya Eropa Timur, keajaiban alam bawah tanah, sekaligus bukti kebiadaban umat manusia terhadap sesamanya. Semua aspek yang membuat Polandia menarik, masa jayanya sampai penderitaan masa perangnya, bisa kamu jalani di kota ini. Untuk dapat mereguk pengalaman ini, tidak cukup hanya sehari karena tempat-tempat yang dikunjungi agak berjauhan dan trust me, you don’t want to be in rush. Sisihkan waktu 2-3 hari di kota ini untuk dapat merasakan aura Eropa Timur yang indah, lebih santai, namun di baliknya menyimpan sejarah yang mencengangkan.

Secara umum, ada 3 obyek wisata dan budaya yang rugi banget kalau kamu nggak sempat kunjungi di Krakow, yaitu:

  • Pusat kota Krakow, terdiri dari Krakow Old Town, Kazimierz dan Wawel Castle. Krakow disebut-sebut sebagai salah satu kota terindah di Eropa Timur dan di sinilah kamu bisa buktikan pesonanya. Siapkan satu hari penuh kalau ingin mengunjungi semuanya, karena baik Old Town maupun Kazimierz adalah suatu distrik/area dengan banyak bangunan yang indah dan bersejarah, sedangkan Wawel Castle adalah istana raja-raja Polandia zaman dahulu yang luasnya minta ampun.
  • Tambang garam Wieliczka, salah satu UNESCO World Heritage yang benar-benar mengagumkan! Terletak 15 km dari Krakow dan bisa dicapai dengan bus umum, taxi, atau minibus khusus dari Krakow. Siapkan waktu dan energimu, karena tambang garam ini terletak puluhan km di bawah tanah dan kamu harus menuruni ratusan anak tangga untuk melihat keindahan di dalamnya. Tapi nggak akan menyesal, benar deh!
  • Kamp konsentrasi Autschwitz, memasukinya saja sudah membuat imajinasi dan rasa kemanusiaan kamu tersentuh. Kamp konsentrasi yang terbesar di dunia ini terletak 75 km dari Krakow, jadi untuk ke sana kamu harus naik bus umum atau ikut city tours dari Krakow. Minimal kamu akan menghabiskan waktu setengah hari untuk mengunjunginya.

Mari mulai menapaki kota Krakow ini. Untuk hari pertama, saya rekomendasikan langsung ke Autschwitz dan Tambang Garam Wieliczka, hari kedua baru putar-putar dalam kota. Wah, Polandesia kok recommend yang ‘serem’ duluan sih? Justru itu, di negara Eropa lain kan tidak akan kamu temui tempat seperti ini dan sekali kunjungan pun sudah sangat cukup untuk meninggalkan kesan mendalam tentang tragedi kemanusiaan yang benar pernah terjadi di dunia ini. Alasan praktis lainnya, tempat ini yang paling jauh dari Krakow. Jadi untuk tidak membuang-buang waktu, pergilah ke sana pagi-pagi (apalagi kalau kamu ingin mau mengunjungi Tambang Garam di hari yang sama).

Kamp Konsentrasi Autschwitz dan Autschwitz-Birkenau

Kamp Konsentrasi Auschwitz dengan tanda di pintu masuknya "Arbeit Macht Frei" dari bahasa Jerman yang berarti "Work Makes You Free"

Ini sekedar info singkat tentang Austcwitz yang kamu perlu tahu untuk mempermudah rencana perjalananmu. Kamp Auschwitz yang luas terdiri dari 2 area: Auschwitz I yang dulunya merupakan kamp konsentrasi dan sekarang dijadikan Museum dan Auschwitz-Birkenau yang merupakan perluasan dari kamp konsentrasi dan berfungsi sebagai kamp kerja paksa dan extermination. Sekitar 1,5 juta orang Yahudi, Polandia, Gypsy, dan para tahanan perang mati dibunuh di Auschwitz-Birkenau, membuat tempat ini terkenal sebagai pusat genocide oleh Nazi Jerman. Tidak heran kalau ada peringatan bahwa anak di bawah umur 14 tahun tidak disarankan mengunjungi tempat ini.

Beberapa cara untuk menuju Autschwitz dari pusat kota Krakow adalah dengan:

  • Ikut paket tur seperti dari Cracow City Tours. Ini cara paling mudah karena kamu nggak pusing-pusing lagi mikirin transport, tiket masuk dan tour guide selama di sana. Untuk tur Auschwitz dengan guide bahasa Inggris tersedia setiap hari, berangkat pukul 08:00 pagi dan 13:45 siang dari Matejki Square di Krakow Old Town. Harganya 90 zloty (setara US$30) dengan durasi tur 6 jam. Bisa beli tiketnya dadakan (hari itu juga). Cek info lengkapnya di sini.
  • Kalau mau berpetualang sendiri, bisa naik bus dari stasiun utama Krakow Główny menuju stasiun Oświęcim yang memakan waktu 1,5 jam dengan tiket bus seharga 10 zloty.  Krakow Główny adalah stasiun utama KA maupun bus di Krakow yang letaknya dekat sekali dengan Krakow Old Town; kalau kamu datang ke Krakow naik KA dari Warsawa ya turunnya di stasiun Krakow Główny ini . Sementara stasiun Oświęcim terletak dekat dengan Museum Auschwitz I, sehingga tinggal jalan kaki atau naik bus lokal untuk bisa sampai ke gerbangnya.

Masuk Auschwitz gratis setelah pkl 4 sore, tapi hal ini nggak saya sarankan karena selain sudah kesorean, you’ll probably get lost and confused. Antara pkl 9 pagi s.d 3 sore, pihak Museum Auschwitz pun mewajibkan pengunjung pribadi untuk bergabung di guided tour mereka dengan tiket 38 zloty plus 4 zl untuk headphone. Belinya di loket “Individual Guest”  (kalau pertama kali datang ke sana, jangan bingung ya melihat banyak banget loketnya). Guided tour oleh pihak museum ini berlangsung 3,5 jam dengan rincian 2 jam di Auschwitz I, setengah jam istirahat, lalu 1 jam ke Auschwitz Birkenau. Mengingat tur yang padat ini, jalan lupa sempatkan makan pagi dulu atau bawa bekal makan siang (tapi mana selera ya makan di kamp pembantaian..).

Tambang Garam Wieliczka (Kopalnia Soli Wieliczka)

Tempat ini.. amazing! Ini beneran tambang garam yang terbentuk secara alamiah 15 juta tahun yang lalu dan sampai sekarang pun masih berfungsi. Tambang ini terdiri dari 9 lantai yang terletak 64 – 237 meter di bawah tanah. Pengunjung dapat melihat sampai lantai 3 saja (kira-kira 150 meter di bawah tanah), tapi itu pun sudah sangat mengagumkan. Patung-patung, lampu-lampu chandelier, ukiran-ukiran pada dinding.. semua dibuat dari garam! Siapa yang membuatnya? Yah, para penambang dari masa lampau yang bekerja di tambang ini. Jadilah  tempat ini perpaduan keajaiban alam dan seni budaya manusia.

Kapel di dalam Tambang Garam Wieliczka yang mengagumkan. Semuanya dipahat dari garam.

Dalam bahasa Polandia, tambang garam Wieliczka ini disebut Kopalnia Soli Wieliczka. Tidak jauh dari Krakow, tempat ini mudah dicapai dengan naik bus umum no 304 yang berangkat dari halte Krakow Główny (seberangnya Galeria Krakowska di jalan Kurniki) dan turun langsung di halte Kopalnia Soli Wieliczka. Tiket busnya murah, hanya 3 zloty dan berangkat setiap 20 menit. Balik ke Krakow pun tinggal naik bus ini lagi dengan rute kebalikannya.

Tiket masuk tambang garam Wieliczka ini seharga 68 zloty (setara US$ 23) per orang. Ini sudah termasuk biaya guide dalam bahasa asing, karena masuk tempat ini memang harus dalam guided tour. Guide dalam bahasa asing tersedia untuk bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Rusia dan Spanyol. Nggak bisa langsung masuk lho, ada time table serta batasan jumlah peserta.

Untuk guide yang berbahasa Inggris, untuk bulan Oktober – Mei (musim dingin) tersedia setiap 1 jam mulai dari pkl 9 pagi s.d 5 sore. Sementara pada bulan Juni – September tersedia setiap 1/2 jam  mulai dari pkl 8:30 pagi s.d 6 sore. Saat musim panas (Juni – Agustus), pengunjungnya ramai banget. Makanya meskipun guide-nya tersedia setiap 1/2 jam, tetap saja harus sabar menunggu antrian. Perhatikan juga supaya jangan sampai nyasar ke line antrian untuk bahasa lain. Info lebih lengkap, bisa dilihat di situs resminya www.kopalnia.pl

Kunjungan di tambang garam ini memakan waktu sekitar 3  jam. Selama di bawah tanah, suhunya akan lebih dingin jadi bawalah jaket. Di tambang garam ini ada juga toko suvenir dan restoran yang harganya surprisingly nggak mahal.  Selama guided tour, kita juga boleh mengambil foto tetapi terlebih dahulu harus membayar izin memotret (camera fee) sebesar 10 zloty (nggak mahallah.. yang penting kan kenangannya). Izinnya berupa stiker yang ditempel di baju dan bisa dibeli di loket ataupun  setelah masuk tambang garam. Pesan penting dari saya, bawalah kamera yang bagus hasilnya dalam ruangan yang minim cahaya. Sayang banget kalau udah capek-capek menapaki ratusan anak tangga tapi kenangannya hanya berupa foto buram.

Krakow Old Town, Kazimierz dan Wawel Castle

Pusat kota Krakow bisa dibagi atas 2 wilayah: Old Town (dalam bahasa Polandia disebut Stare Miasto) dan Kazimierz. Di antara 2 wilayah itu, terletak Wawel Castle yang megah. Old Town dan Wawel Castle sarat dengan keindahan dan sejarah Eropa, sementara Kazimierz memberikan nuansa yang berbeda. Mari kita mulai dengan menjelajahi Old Town:

Krakow Old Town

Krakow Old Town itu terletak dekat sekali dengan stasiun utama Krakow Główny, tinggal jalan kaki. Kalau kamu pergi ke Krakow naik kereta api dari Warsawa, Berlin, atau Praha, ya turunnya di stasiun Krakow Główny. Obyek wisata apa saja yang bisa dilihat di jantung kotanya Krakow ini? Banyak banget, sampai bingung mau mulai darimana. Yang prominent adalah Main Market Square (dalam bahasa Polandia disebut Rynek Główny).

Di tengah-tengah market square ini ada Cloth Hall atau Sukiennice yang merupakan pasar para pedagang di Polandia sejak abad 14, makanya sering disebut-sebut sebagai shopping mall pertama di dunia. Sampai sekarang Sukiennice pun masih mempunyai toko-toko yang menjual amber, kerajinan kayu, tekstil sampai berbagai cinderamata khas Polandia. Meskipun di daerah turis, harganya nggak terlalu mahal kok. Di dekat Sukiennice, ada gereja St Mary’s Basilica dengan arsitektur Gothic yang sangat terkenal. Di sisi lain market square ini ada Town Hall Tower setinggi 70 meter yang bisa kamu naiki. Yang unik sih, di dekat Town Hall Tower ini ada patung kepala orang yang besar banget (kepalanya terpancung gitu) dan kelihatan seperti terguling begitu saja di tengah jalan. Oleh si pematungnya, patung ini diberi nama resmi “Eros Bendato” tapi banyak orang menyebutnya sebagai Głowa Główny atau “The Head”. Keluar dari area Old Town, sempatkan melewati benteng Barbican dan Florianska Gate.

Wawel Castle

Jangan heran kalau Wawel Castle di Krakow menjadi royal residence bagi raja-raja Polandia zaman lampau. Dahulu ibukota Polandia adalah Krakow; baru pada akhir abad ke-16, raja Zygmunt III memindahkan ibukota ke Warsawa. Wawel Castle yang super luas ini dibangun di atas bukit Wawel, di tepi sungai Vistula sejak abad ke-11. Dari segi arsitektur, Wawel Castle ini termasuk bergaya gado-gado, mulai dari arsitektur Romanesque (abad 11-12), Gothic (abad 13-14),  Renaissance (abad 116) sampai Baroque (abad 17-18) ada di bagian-bagiannya.

Wawel Castle di Krakow, dilihat dari sungai Vistula. Photo credit: polandforall.com

Kalau mau masuk ke dalamnya, siapkan waktu yang banyak (habis luas banget) dan jumlah pengunjung di dalam istana pun dibatasi agar tidak terlalu menumpuk di dalam. Mulai dari Royal Chamber (lantai 2), Royal Private Apartments (lantai 1), Crown Treasury and Armory, beberapa exhibition, sampai yang paling seru ke Dragon’s Den! Legendanya dulu di Wawel ini ada naga, dan Dragon’s Den (bahasa Polandianya Smocza Jama ) memang berbentuk lorong gua yang panjang dan misterius di bawah istana Wawel. Nggak akan percaya kalau belum masuk sendiri.

Tiket masuk ke Wawel Castle ini dipilah-pilah berdasarkan area mana yang ingin kamu masuki. Misalnya tiket masuk untuk  Royal Chamber adalah 17 zloty, untuk Royal Private Room sebesar  24 zloty, untuk Crown Treasury sebesar 17 zloty, untuk exhibition sekitar 8 zloty, sedangkan untuk Dragon’s Den hanya 3 zloty (masuk yang ini saja! haha..)

Di kompleks Wawel Castle, ada juga Wawel Cathedral (dalam bahasa Polandia disebut Katedra Wawelska). Katedral ini menjadi tempat pentahbisan raja-raja Polandia (coronation site) sekaligus tempat peristirahatan terakhir mereka (royal tombs). Selain raja-raja Polandia, di sini juga dimakamkan pahlawan-pahlawan nasional bangsa Polandia seperti Tadeusz Kościuszko (tentara Polandia yang turut membantu Amerika saat Perang Revolusioner), Józef Piłsudski (panglima besar bangsa Polandia), dan Adam Mickiewicz (seniman ternama dari Polandia). Yang terakhir dimakamkan di sini adalah President Polandia Lech Kaczyński and istrinya Maria Kaczyńska yang meninggal karena kecelakaan pesawat di Smolensk April 2010. Baca juga catatan saya tentang “Peringatan 1 Tahun Tragedi Smolensk” ya. Untuk melihat isi Wawel Cathedral yang megah ini, kamu perlu membeli tiket masuk sebesar 10 zloty.

Untuk menuju ke Wawel Castle dari Krakow Old Town, kamu bisa naik tram no 10 atau 40 dan turun di halte “Wawel”. info lengkap tentang Wawel Castle dan Wawel Cathedral bisa dilihat di situs http://www.wawel.krakow.pl/en/

Kazimierz (Jewish Quarter)

Kazimierz merupakan bekas distrik Yahudi (Jewish Quarter) sehingga suasana jalan-jalan di Kazimierz tidaklah seelegan Krakow Old Town, tetapi inilah salah satu sudut penting kota Krakow. Nikmati suasana yang berbeda dengan mengunjungi Old Synagogue (Stara Synagoga), sinagoga/tempat ibadah orang Yahudi yang sesuai namanya telah sangat tua (dibangun abad 15) dan kini tak lagi berfungsi. Tiket masuknya 8 zloty, dan untuk kaum pria harus menutupi kepalanya dengan topi (bisa sewa di ticket box) bila memasuki sinagoga ini.

Di Kazimierz ini memang banyak sinagoga, misalnya Temple Synagogue, Isaac’s Synagogue bahkan pemakaman Yahudi (New Jewish Cemetery). Sebelum PD II, Polandia memang merupakan salah satu negara di Eropa yang banyak populasi Yahudi-nya, sehingga tidak heran sejarah Yahudi pun tetap dijaga baik-baik di negara ini. Jangan kaget pula kalau banyak orang keturunan Yahudi dari Eropa atau Amerika datang ke sini untuk berziarah.

Masih berhubungan dengan Yahudi dan Krakow, ada tokoh terkenal bernama Oskar Schindler. Pernah dengar film “Schindler’s List” yang disutradarai Steven Spielberg? Nah, shooting film itu dilakukan di distrik Kazimierz di Krakow ini dan Oskar Schindler sendiri memang tokoh nyata yang terkenal karena telah menyelamatkan 1200 orang Yahudi. Lewat pabriknya yang terletak di jalan Lipowa 4 di Podgórze (di pinggiran Kazimierz), dia menolong orang-orang Yahudi dengan memperkerjakan mereka di pabriknya sehingga mereka tidak jadi dibawa ke kamp konsentrasi.

Untuk menghormati jasa dan keberanian Oskar Schindler, sekaligus memperingati Krakow di masa pendudukan Nazi Jerman, bekas pabriknya di Podgórze telah dijadikan museum Fabrika Schindlera (Schindler’s Factory) yang baru saja dibuka bulan Juni 2010. Worth to visit if you’re interested to know more about history. Untuk menuju ke Fabrika Schindlera ini, dari Krakow Old Town naik tram no 3, 13 atau 24 dan turun di halte ‘Plac Bohaterow Getta’ dilanjutkan dengan jalan kaki menuju ul. Lipowa 4. Tiket masuknya sebesar 15 zloty per orang.

Saya rasa nggak banyak yang akan tertarik ke area Kazimierz ini. But who knows, you might want to see a different side of Europe. Intinya sih tetap, Krakow adalah kota yang sangat menawan dan pasti membuat kamu puas bila kamu dapat mengatur perjalanan dengan baik.

Oh wow, I think this is my longest post. I’ll stop here and let you plan your trip now… 🙂

Tips Memberikan Tip di Polandia

Ini catatan kecil saya mengenai hal memberikan tip untuk pelayan restoran atau cafe di Polandia:

  • Memberikan tip bukanlah suatu keharusan di Polandia. Sama seperti di Indonesia, kalau kamu merasa puas dengan pelayanan yang baik di suatu restoran atau cafe, boleh-boleh saja kamu memberikan tip untuk pelayannya. Berapa jumlah tip yang pantas? Yaitu 10% dari tagihan. Tapi jangan lupa perhatikan dulu tagihan atau bon yang kamu terima. Ada beberapa restoran yang sudah memasukkan service charge di dalamnya dan umumnya senilai 10%, dalam hal ini terlepas dari puas-nggak-puasnya ya kamu sudah memberikan tip untuk pelayannya.
  • Sebaiknya jangan dulu bilang “terimakasih” sewaktu kamu menyerahkan uang untuk membayar tagihan. Hal ini umumnya diartikan pelayan atau pramusaji di Polandia kalau semua kembalian uangnya kamu berikan sebagai tip bagi mereka. Bilang terimakasih-nya sebaiknya setelah kamu menerima uang kembalian. Sesudah itu, jika kamu ingin, silakan memberikan tip. Oh ya, kalau mau bilang terimakasih dalam bahasa Polandia: “Dziekuje” (dibacanya “jingkuye”).
  • Tip juga sebaiknya diberikan langsung ke pelayan atau pramusaji yang kamu anggap telah memberikan pelayanan yang bagus. Untuk orang asing, biasanya sih pelayan yang bagus akan turut membantu menjelaskan atau memilihkan menu dengan berbahasa Inggris. Sekedar info, upah pelayan restoran atau cafe di Polandia lebih rendah dibandingkan di Eropa Barat, jadinya mendapatkan tip langsung dari customer pastinya akan membantu pemasukan mereka.
  • Jangan kaget ya kalau pelayan atau pramusaji di Polandia umumnya tidak seramah di Indonesia. Mau di restoran kelas atas maupun kelas emperan, mukanya sama aja datarnya kalau menyambut tamu. Sebenarnya pelayanannya sih oke-oke saja, tapi yang namanya senyum.. duh, kayaknya diirit-irit banget! Jadi kalau ada pelayan yang pelayanannya bagus, bisa berbahasa Inggris dan ramah pula, nah.. cocok tuh dikasih tip.
  • Untuk tip bagi pelayan hotel, tergantung standar hotelnya. Biasanya antara 5 – 20 zloty. Uang 5 zloty itu cuma ada dalam bentuk koin lho. Jadi kalau mau kasih tip dalam bentuk uang kertas (supaya lebih bergengsi  mungkin? :)), mulai dari 10 zloty.
  • Untuk supir taksi di Polandia, biasanya tidak diberikan tip. Paling kalau bayar uang taksi dibulatkan ke atas. Jadi kalau kamu kasih tip ke mereka, pastinya mereka akan kaget dan senang.

Shopping Mall di Warsawa Masih Kalah dengan Jakarta

Untuk urusan tempat belanja, ternyata Warsawa masih kalah jauh dengan Jakarta. Di Jakarta kita bisa menemukan berbagai macam pusat perbelanjaan: shopping mall, department store, grand plaza, ITC, sampai pasar-pasar tradisional.. semuanya ada dan banyak! Dan yang masuk kategori pusat belanja modern itu, wah di Jakarta megah-megah sekali. Memang benar kata penelitian yang menyebutkan orang-orang Indonesia cenderung konsumtif 🙂

Sementara di Polandia, sama seperti negara-negara Eropa Tengah dan Timur lainnya, terbilang minim dalam hal per-mall-an ini. Kebalikan dengan di Jakarta, di Warsawa ini jumlah taman jauh lebih banyak daripada mall! Fakta yang mengagumkan untuk saya yang berasal dari Jakarta 🙂 Kelihatan sekali kalau penataan kota di Warsawa lebih seimbang antara area hijau dan penduduknya. Kalau saya perhatikan, musim panas adalah musim paling sepi pengunjung bagi mall-mall karena orang-orang di sini lebih memilih aktivitas luar ruangan untuk menghabiskan waktunya selagi ada matahari dan panas. Mungkin kompensasi dari terbatasnya rekreasi outdoor selagi musim dingin di Polandia. Ingat kan catatan saya sebelumnya tentang suasana musim dingin di Polandia?

Balik lagi tentang dunia perbelanjaan. Di bawah ini beberapa shopping mall di Warsawa yang saya pikir cukup menarik untuk diketahui. Yang pasti sih, isinya mall-mall di sini tidak banyak berbeda dengan di Jakarta. Malah untuk urusan luas dan megahnya, jelas mall-mall di Jakarta lebih unggul. Sayang sekali pembangunan mall di Jakarta sering mengorbankan lahan hijau. Oh ya, pusat perbelanjaan dalam bahasa Polandia disebut Centrum Handlowe dan sering disingkat C.H.

1. C.H. ARKADIA

Masuk catatan karena… merupakan shopping mall terbesar di Polandia, bahkan di Eropa Tengah. (Btw, Eropa Tengah itu mana saja sih? Eropa Tengah itu antara lain meliputi Polandia, Ceko, Hungaria, Slovakia, Belarus, Romania, Serbia, Kroasia, Ukraina.) Tapi yah itu tadi, biarpun dibilang yang terbesar, jangan dibandingkan dengan Mal Taman Anggrek ya. Memang sangat lapang dengan luas 287,000 meter persegi (=2,87 hektar) tapi ‘cuma’ 3 lantai. Di lantai dasar dipenuhi oleh hipermarket-hipermarket seperti Carrefour, Saturn (alat-alat elektronik & multimedia) dan Leroy Merlin (alat-alat rumah & bangunan). Sementara di lantai 3 ada multipleks Cinema City.

Yang menarik buat saya, di mal ini ada kantor pos, toko buku bahasa Inggris American Bookstore dan klinik kesehatan Enel-Med (ini bukan klinik kecantikan lho, memang klinik tempat praktek dokter termasuk dokter gigi dan beberapa dokternya bisa berbahasa Inggris.) Di musim panas, banyak anak-anak yang bermain air di area air mancur (fontanna) yang terletak di depan pintu masuknya. Main airnya seru banget, sampai buka-buka baju segala 🙂

C.H Arkadia terletak di al. Jana Pawła II 82 dan buka pkl 10:00 – 22:00 (Senin-Sabtu) dan 10:00 – 21:00 (Minggu). Kalau mau ke sini, bisa naik tram no 1, 2, 16, 17, 19, 22, 33, 35 (banyak ya), turun di halte Rondo Radoslawa persis di depannya. Info lebih lanjut bisa cek situs mereka (ada versi bahasa Inggrisnya)  www.arkadia.com.pl

2. GALERIA MOKOTOW

Masuk catatan karena… merupakan tempat belanja bergengsi favorit-nya para ekspatriat di Warsawa. Luas gedungnya memang masih kalah dengan C.H Arkadia (‘hanya’ 1,5 hektar), namun suasana elegan dan eksklusifnya jauh lebih terasa. Masuk sini seperti masuk Plaza Senayan yang dipenuhi butik atau outlek dengan merek-merek terkenal baik di dunia internasional maupun di wilayah Eropa dan Polandia. Di lantai atas, ada tempat main bowling Atomica, area bermain anak Fikoland, serta multipleks Cinema City.

Galeria Mokotow terletak di ul. Woloska 12 dan buka pkl 10:00 – 22:00 (Senin-Sabtu) dan 10:00 – 20:00 (Minggu). Kalau mau ke sini, bisa naik tram no 10, 17, 18 atau bus no 117, turun di halte Rzymowskiego persis di depannya. Mau tahu butik-butik yang ada di Galeria ini, cek situs mereka (sayangnya hanya dalam bahasa Polandia) www.galeriamokotow.pl

3. ZLOTE TARASY

Masuk catatan karena… merupakan shopping mall di Centrum (tengah kota), dengan arsitekstur glass dome-nya yang unik. Zlote Tarasy terletak persis di sebelah stasiun kereta api Warszawa Centralna, di seberangnya Palace of Culture. Jadi benar-benar di tengah kota banget. Atapnya yang berdesain kubah berliuk-liuk dari kaca sangat menarik perhatian. Kalau baru tiba di Warszawa dengan kereta api, pasti bisa langsung menemukan mall ini. Termasuk mall baru, karena baru dibuka tahun 2007. Di sini ada Hard Rock Cafe Warsawa dan tempat ice skating (dalam bahasa Polandia disebut Lodowisko).

Di Zlote Tarasy ini juga ada toko suvenir khas Polandia, termasuk yang umum-umum seperti magnet kulkas, topi, kaos, gelas, piring pajangan dll yang bertuliskan Polandia. Jadi kalau tidak sempat berburu suvenir di Kota Tua, bisa mampir ke kios Warsaw Point Gallery yang terletak di lantai dasar.

Zlote Tarasy terletak di ul. Zlota 59 dan buka pkl 09:00 – 22:00 (Senin-Sabtu) dan 09:00 – 21:00 (Minggu). Kalau mau ke sini, tinggal naik semua tram atau bus yang melewati Centrum (banyak banget), atau naik bus #507 untuk turun pas di depannya. Info lebih lanjut bisa cek situs mereka (ada versi bahasa Inggrisnya) www.zlotetarasy.pl

Selain tiga mall yang saya ceritakan di atas, tentunya masih ada mall-mall lain seperti Blue City, Sadyba Best Mall, Promenada, dll tapi ya.. belum ketemu yang cukup menarik untuk diceritakan (mending langsung didatangi aja :). Selain shopping mall, di Warsawa ada juga pusat perbelanjaan baru ala ITC namanya CHT Marywilska 44. Nah, yang ini perlu ditulis di catatan tersendiri, karena ‘ITC’ ala Warsawa ini sebenarnya gusuran dari ‘pasar pagi ala Tanah Abang’ yang dulunya terletak di samping Stadion Nasional. Tunggu catatan saya tentang transformasi pasar pagi jadi ITC di Warsawa ya.

So kesimpulan dari catatan saya kali ini adalah … jangan mengira shopping malls di Warsawa lebih keren daripada di Jakarta ya! Tapi jangan lupa juga, Warsawa jauh lebih baik dalam menjaga keseimbangan tata kota dan area hijaunya dibanding Jakarta. Semoga akan lebih banyak taman kota yang dihidupkan kembali di Jakarta ya..

Hemat Jalan-jalan di Warsawa Dengan Bus #180

Masih dalam seri “Jalan-jalan di Warsawa”, tapi kali ini fokusnya pada kata “ngirit”. Cocok untuk para backpackers dan semua yang bermotto “berani nyasar asal bisa hemat” 🙂

Sebenarnya melihat-lihat tempat wisata menarik di Warsawa cukup dengan naik satu bus umum aja. Selain tentunya lebih irit di ongkos, jadwal kedatangan bus yang cukup sering membuat kita nggak perlu kelamaan nunggu. Wah, beneran nih? Yap, coba deh naik bus nomor 180 dengan rutenya yang melewati tempat-tempat menarik di Warsawa  bahkan sampai ke Istana Wilanow di ujung sana. Dengan modal tiket bus 24 jam (bilet ZTM dobowy) hanya seharga 9 Zloty (US$ 3), kamu bisa puas naik-turun bus ini seharian. Dan tidak perlu nunggu lama, karena bus ini beroperasi mulai pkl 05:00 – 23:00 dengan jadwal kedatangan per 12 menit (dalam 1 jam, busnya 5 kali lewat).

Mungkin karena punya rute wisata, bus #180 umumnya sudah dilengkapi dengan layar petunjuk rute dan nama-nama halte yang sedang dan akan dilewati oleh para penumpang. Jadi memudahkan sekali. Mari kita mulai berpetualang dengan bus ini :

  • Ingin jalan-jalan ke Old Town atau Stare Miasto? Turun di halte “Hotel Bristol” atau “Pl. Zamkowy“. Begitu turun di halte ini, taraaa.. sampailah kita di area Old Town. Dari sini juga sudah langsung kelihatan megahnya Royal Castle.
  • Mau iseng masuk ke Warsaw University? Silakan turun di halte “Uniwersytet” dan kita langsung sampai di depan gerbang universitas negeri no 1 di Warsawa ini.
  • Ingin menikmati pedestrian walk di jalan Nowy Swiat yang terkenal itu? Turun di halte “Foksal” dan sampailah kita di jalan Nowy Swiat yang dipenuhi dengan berbagai toko, butik, dan kedai kopi untuk para turis.
  • Tertarik mengunjungi Istana di Atas Air di Lazienki Park? Turun di halte “Lazienki Krolewskie” untuk langsung tiba di depan gerbang taman terluas di Warsawa ini.
  • Melihat-lihat Istana Wilanow yang cantik? Turun di halte “Wilanow” yang juga merupakan halte terakhir (terminal bus) dan dari sana tinggal jalan kaki menuju Istana Wilanow. Karena kompleks istana cukup luas, jangan bingung kalau jalan masuknya memang agak jauh.

Bagian nggak enaknya naik bus ini? Yah.. namanya juga bus umum, siap-siap aja kalau di jam sibuk (peak hours) agak berdesak-desakan dengan penumpang lain. Belum lagi potensi nyasar atau kebablasan halte, karena kan nggak ada tour guide khusus di dalam bus hehe.. Makanya jangan heran, kalau lagi musim semi atau panas, sering terlihat ada turis yang pegang-pegang peta di dalam bus ini 🙂

Catatan-catatan lain yang terkait topik ini: